Kamis, 02 Januari 2014

Sosiologi (Konsep-Konsep Kelompok Sosial)

A.    Pendahuluan

Kelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Dan tanpa kita sadari sejak lahir hingga kini kita telah menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan mengapa para tokoh sosiologi senantiasa mempunyai perhatian besar terhadap gejala pengelompokan manusia.
Dan di dalam makalah ini, kami akan membahas tentang konsep-konsep kelompok sosial dan klasifikasinya menurut para ahli sosiologi.

B.     Pengertian Konsep-Konsep Kelompok Sosial

Dalam kalangan ahli sosiologi konsep kelompok mempunyai beberapa makna, satu di antaranya adalah menurut Robert Bierstedt.
Robert Bierstedt menggunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu ada tidaknya a) organisasi, b) hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan c) kesadaran jenis.[1]
Berdasarkan kriteria tersebut Bierstedt kemudian membedakan empat jenis kelompok: kelompok statistik, kelompok masyarakat, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.
Ø  Kelompok statistik adalah kelompok yang tidak memenuhi ketiga kriteria di atas. Kelompok ini hanya ada dalam arti analisis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuwan sosial.
Ø  Kelompok masyarakat adalah kelompok yang hanya memenuhi satu persyaratan, yaitu kesadaran akan persamaan di antara mereka. Di dalam kelompok jenis ini belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi.
Ø  Kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Ø  Kelompok asosiasi adalah kelompok yang memenuhi ketiga kriteria di atas. Dalam jenis kelompok ini para anggotanya mempunyai kesadaran jenis, adanya hubungan kontak dan komunikasi, serta adanya ikatan organisasi formal.   

C.    Klasifikasi Kelompok-Kelompok Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi

Salah satu dampak perubahan jangka panjang yang melanda Eropa Barat dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia ialah terjadinya perubahan dalam pengelompokan anggota masyarakat.
a)      Durkheim
Salah seorang ahli sosiologi awal yang secara rinci membahas perbedaan dalam pengklasifikasian ini adalah Emile Durkheim. Ia membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organik.
Solidaritas mekanik merupakan ciri yang menandai masyarakat yang masih sederhana. Dalam masyarakat ini kelompok manusia tinggal secara tersebar dan hidup terpisah satu dengan yang lainnya. Masing-masing kelompok dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok lain. Dalam kelompok ini yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap.
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling tergantungan antarbagian. Pada masyarakat ini, ikatan yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif atau hati nurani melainkan kesepakatan yang terjalin di antara berbagai kelompok profesi.     
b)     Tonnies
Tokoh sosiologi klasik lainnya adalah Ferdinand Tonnies. Ia mengadakan pembedaan antara dua jenis kelompok, yang dinamakannya Gemeinschanft dan Gesellschaft.
Di sini Gemeinschanft digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif; suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Tonnies membedakan Gemeinschanft pada 3 (tiga) jenis, yakni:
~     Gemeinschanft by blood : mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan.
~     Gemeinschanft of place : mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.
~     Gemeinschanft of mind : mengacu pada hubungan persahabatan.
Dan Gesellschaft dilukiskan sebagai kehidupan publik; sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Dan Gesellschaft bersifat sementara dan semu.
Menurut Tonnies dalam Gemeinschanft adalah individu tetap bersatu meskipun terdapat berbagai faktor yang memisahkan mereka, sedangkan dalam Gesellschaft adalah individu yang pada dasarnya terpisah kendatipun terdapat banyak faktor pemersatu.
c)      Cooley
Tokoh sosiologi selanjutnya adalah Charles Horton Cooley. Ia memperkenalkan  konsep Primary Group yang didefinisikan sebagai kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim. Dan dalam kelompok primer ini yang terpenting adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, dan rukun warga serta komunikasi pada orang dewasa.
d)     Sumner
Suatu klasifikasi lain, yaitu pembedaan antara in-group dan out-group, diperkenalkan oleh W. G. Sumner. Ia mengemukakan bahwa in-group adalah kelompok sosial yang masing-masing anggotanya mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kelompok sampai mereka merasa “satu diri”. Dan out-group adalah merupakan kebalikan dari in-group, dan semua usaha orang-orang yang tidak termasuk dalam in-group tadi. Perasaan Out-group dan in-group menunjukkan kelompok sosial sebagai dasar terbentuknya perasaan yang disertai dengan adanya stereotipe tertentu.[2]
e)      Merton
Robert K. Merton membedakan kelompok atas membership group dan reference group. Membership group adalah merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok, akan tetapi batasannya secara fisik tidak bisa dilakukan secara mutlak karena adanya perubahan keadaan yang mempengaruhi derajat interaksi didalam kelompok tersebut. Sedang Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang untuk bersikap menilai maupun bertindak.[3]  
f)       Parsons
Tokoh sosiologi modern Talcott Parsons memperkenalkan perangkat Variabel Pola yang oleh ahli sosiologi sering dianggap sebagai salah satu sumbangan teoretis yang terpenting. Menurutnya variabel pola merupakan seperangkat dilema universal yang dihadapi dan harus dipecahkan seorang pelaku dalam setiap situasi sosial.
Dan di antara perangkat dilema tersebut adalah :
ü  Affectivity-affective Neutrality : dikotomi yang mengacu pada dilema antara ada-tidaknya perasaan kasih sayang ataupun kebencian dalam suatu interaksi.
ü  Specificity Diffuseness : dikotomi yang mengacu pada dilema antara kekhususan dan kekaburan.
ü  Universalism-Particularism : dikotomi yang mengacu pada dilema antara dipakai-tidaknya ukuran universal.
ü  Quality-Performance : dikotomi yang mengacu pada situasi yang di dalamnya orang harus memutuskan apakah yang penting faktor yang dibawa sejak lahir ataukah suatu perangkat prestasi tertentu.
ü  Self-Orientation-Collectivity-Orientation : dikotomi yang mengacu pada titik berat orientasi pelaku dalam suatu hubungan.[4]
g)      Geert
Suatu klasifikasi yang digali oleh Geertz dari masyarakat Jawa ialah pembedaan antara subtradisi abangan, santri dan priayi.
~     Subtradisi abangan ialah subtradisi yang diwarnai berbagai upacara selamatan, praktik pengobatan tradisional serta kepercayaan pada makhluq halus dan kekuatan gaib itu terikat pada kehidupan di pedesaan.
~     Subtradisi santri ialah subtradisi yang ditandai oleh ketaatan pada ajaran agama islam serta keterlibatan dalam berbagai organisasi sosial dan politik yang bernafaskan Islam.
~     Subtradisi priayi ialah subtradisi yang ditandai pengaruh mistik Hindu-Budha prakolonial maupun pengaruh kebudayaan Barat dan dijumpai pada kelompok elite ‘kerah putih” yang merupakan bagian dari birokrasi pemerintah.
Menurut Geertz pembagian masyarakat yang diteliti ke dalam tiga tipe budaya ini didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara mereka.

D.    Kesimpulan

Kelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Dan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu: ada-tidaknya organisasi, hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan kesadaran jenis. Dan kemudian dibedakan lagi kepada 4 jenis kelompok, yaitu: kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.
Para ahli sosiologi mengklasifikasikan kelompok-kelompok sosial sesuai dengan pengamatan mereka, di antaranya adalah:
o   Durkheim: Solidaritas mekanik dan Solidaritas organik.
o   Tonnies : Gemeinschaft dan Gesellschaft.
o   Cooley : Primary Group.
o   Sumner : In-Group dan Out-Group.
o   Merton : Membership Group dan Reference Group.
o   Parsons : Variabel Pola.
o   Geertz : Priayi, Santri, dan Abangan.



DAFTAR PUSTAKA

v  Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia, 2004
v  Razak, Yusron, Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Mitra Sejahtera, 2008
v  Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali, 1982
v  Syamsu, Syahriman, Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan, Yogyakarta: Atma Jaya, 1991




[1] Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 126
[2] Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Jakarta: Mitra Sejahtera, 2008), h. 96
[3] Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali, 1982), h. 151
[4] Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 139

Tidak ada komentar:

Posting Komentar