BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-quran
adalah pedoman yang wajib diikuti oleh semua umat muslim dimanapun berada.
Al-quran adalah sumber hukum bagi umat
Islam dalam menjalani amal ibadah kepada Allah SWT. Karena dari Al-quranlah
kita dapat memahami apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan yang dilarangNya.
Al-quran juga adalah sebuah bukti keagungan Allah, dengan mukjizat yang Dia
turunkan maka kita menyadari bahwa sebenarnya tidak mungkin nabi Muhammad SAW
yang membuatnya, karena di dalamnya terdapat hal-hal gaib dan wawasan yang luar
biasa luas yang tidak mungkin seseorang dapat mengetahuinya dengan sendirinya.
Salah
satu bukti bahwa Al-quran adalah mukjizat yang agung. Dalam Al-quran kita dapat
menemukan fenomena-fenomena keilmuan, yang mana fenomena-fenomena tersebut baru
dapat diketahui dan dianalisa dizaman modern ini. Salah satu contoh adalah
keajaiban ditemukannya dua mata air yang yang berbeda yang terletak didasar
lautan yang kerap disebut “Bahroin” . Yang mana hal ini baru dapat
diungkap pada zaman modern ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Sebutkan makna air dan asal mulanya?
2.
Sebutkan air yang terdapat dipermukaan bumi?
3.
Sebutkan hakikat air ditinjau dari Al-quran?
4.
Sebutkan makna air dalam perspektif sains?
5.
Jelaskan keterkaitan air ditinjau dari Al-quran dan sains?
C.
Tujuan
1.
Mampu memahami makna air dan sal mulanya,
2.
Mampu membedakan dan menyebutkan jenis-jenis air yang terdapat di
planet bumi,
3.
Mampu memahami hakikat air dalam perspektif Al-quran,
4.
Memahami makna air dalam perspektif sains,
5.
Mampu memahami hubungan air ditinjau dari Al-quran dan sains.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Air dan Asal mulanya
Bumi jika
dilihat dari luar angkasa tampak berbeda dengan benda-benda langit lainnya.
Pantulan warna biru yang sangat dominan merupakan ciri khas planet bumi. Warna
biru tersebut terpantul kebumi karena tiga perempat bagian permukaanya tetutup
air dalam bentuk samudra dan laut. Adanya air dibumi adalah sesuatu keajaiban,
dengan air berbagai proses kehidupan dimuka bumi berlangsung. Air itu sendiri
merupkan zat yang ajaib, karena di dalamnya mengandung sifat-sifat yang
memungkinkan bereaksi dan berinteraksi, baik secara fisik maupun kimia dari
benda-benda lain.
Air
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benda cair yang
biasa terdapat disumur, sungai, danau, dan yang mendidih pada suhu 100% C.[1]
Air dalam bentuk cair hanya dijumpai dibumi, sedngkan diluar bumi berbentuk gas
atau es. Jarak antara orbit bumi dengan matahari yang sedemikian rupa sehingga
mulekul-mulekul air bumi sebagian besar selalu tersedia
dalam fase air. Allah menjelaskan dalam surah An-nur ayat 43 di dalam ayat ini Allah menjelaskan
Proses Penciptaan Air.
Dalam ayat tersebut
dapat diisimpulkan bahwa proses terjadinya air hujan bermula dari awan yang
mendung yang menggumpal dilangit, kemudian awan tersebut saling mendorong,
berkumpul dan bertumpuk-tumpuk, ketika udara di langit dingin, terbentuklah
embun atau bahkan membeku menjadi butiran-butiran es yang kemudian berjatuhan
kebumi. Awan yang bertumpuk-tumpuk sebagian menjadi air hujan, dan hanya
sebagian kecil yang membuka dan menjadi butiran-butiran es, karena itulah hujan
tercurah kebumi.[2]
Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa dia
mengarak awan dengan kekuasaanNya yang pada permulan penciptaannya itu ia dalam
keadaan lemah. “kemudian mengumpulkan diantaranya”, yakni menyatukan awan-awan
itu,”lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk sehingga kelihatann olehmu hujan
keluar dari celah-celahnya”. Firman Allah bahwasannya Allah SWT pun menurunkan
es dari langit, dari gumpalan seperti gunung. Dalam penggalan ini , kata
“gunung” merupakan kiasan untuk awan.
Firman Allah: ”Lalu ditimpakannya es itu kepada siapa yang Dia kehendaki”.
Yang ditimpakan itu ialah hujan es dari langit. Dan firman Allah:”Lalu
ditimpakanya kepada siapa yang
Dia kehendaki”, berarti rahmat bagi manusia. “Dan dipalingkan dari siapa yang
ia kehendaki”. Berarti Dia tidak menurunkan hujan kepada mereka, dan kemungkina
juga bahwasannya”Kemudian ditimpakanNya es itu” , berarti azab bagi siapa yang di
kehendaki. Karena penimpaan es itu dapat
merusak buah-buahan, tanaman dan pepohonan. Memalingkang dari siapa yang Dia
kehendaki berarti merupakan rahmat bagi mereka.[3]Demikianlah
air yang dibutuhkan manusia dan makhluk lainnya telah tersedia cukup, sesuai
ukuran yang diperlukan tidak lebih dan tidak kurang. Agar hujan tidak turun
hanya satu tempat saja Allah SWT menghembuskan angin untuk mendorong awan,
sehingga hujan dapat tersebar diberbagai tempat dan manfaatnya dapat dirasakan
oleh makhlukNya dimanapun berada, begitulah kekuasanya yang digambarkan oleh
makhluknya. Allah berfirman dalam surat Az-zumar ayat 21
öNs9r& ts? ¨br& ©!$# tAt“Rr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ¼çms3n=|¡sù yì‹Î6»oYtƒ †Îû ÇÚö‘F{$# ¢OèO ßlÌøƒä† ¾ÏmÎ/ %Yæö‘y— $¸ÿÎ=tGøƒ’C ¼çmçRºuqø9r& §NèO ßkŠÎgtƒ çm1uŽtIsù #vxÿóÁãB ¢OèO ¼ã&é#yèøgs† $¸J»sÜãm 4 ¨bÎ) ’Îû šÏ9ºsŒ 3“tø.Ï%s! ’Í<'rT{ É=»t7ø9F{$# ÇËÊÈ
Artinya:”Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi
Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam
warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, Kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
Dari ayat
diatas dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut menjelaskan mengenai paska hujan,
setelah hujan jatuh kebumi, air hujan akan terbagi menjadi tiga bagian: pertama,
menguap kembali karena pemanasan; kedua, mengalir dipermukaan dalam
bentuk air sungai atau menggenang didanau, kolam, sawah, atau cekungan-cekungan
tanah; dan ketiga, air terserap oleh tanah, namun tidak hilang. Artinya
air dalam tanah masih dapat dialirkan lewat permukaan atau di dalam tanah.[4]
Dengan adanya gaya grafitasi, air dipermukaan tanah selalu bergerak menuju
tempat yang lebih rendah dalam bentuk limpasan yang kemudian mengaliri
saluran-saluran, parit-parit dan sungai-sungai. Mekanisme yang menyebabkan
proses pada aliran, ini adalah reaksi oksidasi yang terjadi antara oksigen yang
terlarut dalam air dengan senyawa terlarut lainnya yang menyebabkan terjadinya
proses penguraian zat-zat pencemar secara kimia. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa air adalah zat , materi atau unsur yang sangat penting bagi
semua bentuk kehidupan, yang diketahui sampai saat ini dibumi bukan diplanet
lain.
2.
Jenis-jenis air
Air merupakan
sumber kehidupn yang tidak dapat tergantikan oleh apapun juga. Tanpa air manusia,
hewan, dan tanaman tidak dapat hidup. Oleh karena kitu air yang terdapat dibumi
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:
a.
Air tanah
Air
tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dapat kita
bagi lagi menjadi dua golongan, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
Ø Air tanah
preatis adalah air tanah yang letaknya
tidak jauh dari permukaan tanah serta
berada di atas lapisan kedap air/imperiable,
Ø Air tanah
artesis adalah air tanah yang letaknya
sangat jauh di dalam tanah serta berada diantara dua lapisan kedap air.
b. Air
Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah dan dapat
dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh laut, sungai, danau, kali, rawa,
empang dan lain sebagainya. Dan air ini dapat debedakan menjadi dua, yaitu:
Ø Perairan darat
adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya: rawa-rawa, danau,
sungai dan lain sebagianya,
Ø Perairan laut
adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya air laut yang berada
dilaut.
Dapat kita
pahami, bila ada penekanan penting terhadap air dari langit yang menjadi sumber
air untuk minum, pengairan dan kebersihan. Tetapi air dipermukaan tanah juga
dikemukakan dengan sangat jelas, di dalam surat Ar-ra’d ayat 17 yang berbunyi:
tAt“Rr& šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ôMs9$|¡sù 8ptƒÏŠ÷rr& $ydÍ‘y‰s)Î/ Ÿ@yJtGôm$$sù ã@ø‹¡¡9$# #Y‰t/y— $\ŠÎ/#§‘ 4 $£JÏBur tbr߉Ï%qムÏmø‹n=tã ’Îû Í‘$¨Z9$# uä!$tóÏGö/$# >pu‹ù=Ïm ÷rr& 8ì»tFtB Ó‰t/y— ¼ã&é#÷WÏiB 4 y7Ï9ºx‹x. Ü>ÎŽôØo„ ª!$# ¨,ysø9$# Ÿ@ÏÜ»t7ø9$#ur 4 $¨Br'sù ߉t/¨“9$# Ü=ydõ‹uŠsù [ä!$xÿã_ ( $¨Br&ur $tB ßìxÿZtƒ }¨$¨Z9$# ß]ä3ôJu‹sù ’Îû ÇÚö‘F{$# 4 y7Ï9ºx‹x. Ü>ÎŽôØo„ ª!$# tA$sWøBF{$# ÇÊÐÈ
Artinya:” Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka
mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih
yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. adapun buih itu,
akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat
kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan”.
Di dalam ayat
di atas Allah mengumpamakan yang benar
dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya.
yang benar sama dengan air atau logam murni yang bathil sama dengan buih air
yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. Dijelaskan dalam surat
Az-umar ayat 21.
Ayat di atas mengemukakan salah satu bukti tentang
kuasaNya. Membangkitkan yang telah mati. Allah berfirman:” Apakah
engkau siapapun engkau tidak memerhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia mengalirkannya ditanah menjadi mata air bumi, kemudian satu hal yang lebih hebat lagi adalah Dia
mengeluarkan yakni menumbuhkan-dengannya, yakni disebabkan oleh air yang turrun itu,
tanam-tanaman pertanian yang bermacam-macam jenis, bentuk, rasa, dan warnanya walau air yang menumbuhkannya sama, lalu
ia menjadi kering atau menguat dan tinggi lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan setelah sebelumnya segar
kehijau-hijauan, kemudian Dia menjadikannya hancur layu berderai-derai. Sesungguhnya
pada yang demikian itu, yakni proses yang silih berganti dari satu
kondisi ke kondisi yang lain, benar-benar terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi
Ulil Albab.[5]
Salah satu
tempat penyimpanan air yang disediakan oleh Allah adalah kedalaman bumi. Dia
menyimpannya di dalam bumi. Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam surat Al-hajj
ayat 18.
Dalam ayat di atas Allah memberikan bahwa
Dialah yang Esa, tiada sekutu bagiNya yang berhak disembah. Maka segala perkara
bersujud, karena keagunganNya baik dengan patuh maupun terpaksa. Bersujudnya
segala perkara sesuai dengan cara masing-masing. Dalam penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa segala yang ada dilangit dan dibumi semua bersujud kepada
Allah sesuai dengan cara masing-masing.[6]
Saluran utama air tawar adalah sungai. Kata “sungai” disebutkan
sebanyak lima puluh kali di dalam Al-quran.[7]
Sungai-sungai ini di gambarkan sebagai celah yang berisi limpahan air yang mengalir. Julukan
yang digunakan bersama dengan sungai dalam Al-quran ini ditekankan secara
mencolok dalam hal kesejajarannya dengan” gunung yang berdiri kokoh “di atas bumi bersama dengan sungai.
Allah berfirman dalam surat An-nahl ayat 15 yang berbunyi:
4’s+ø9r&ur ’Îû ÇÚö‘F{$# €†Å›ºuru‘ br& y‰‹ÏJs? öNà6Î/ #\»pk÷Xr&ur Wxç7ß™ur öNà6¯=yè©9 tbr߉tGöhs? ÇÊÎÈ
Artinya:”Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu
tidak goncang bersama kamu, (dan dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan
agar kamu mendapat petunjuk”.
Yang dimaksud
dua laut di sini ialah laut yang asin dan sungai yang besar bermuara ke laut.
sungai yang tawar itu setelah sampai di muara tidak langsung menjadi asin.
Sungai
berfungsi untuk pendinginan. Pengairan dan estetika yang diperkuat oleh banyaknya
pernyataan dalam Al-quran “Tentang surga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai”. Disamping air tanah Allah juga menciptakan air permukaan
seperti sungai, laut, rawa dan lain sebagainya. Dalam bahasan Al-quran dan
bahasa arab klasik, secara umum sungai keabadian yang sangat besar disebut “bahr”
dan kata serupa digunakan pula untuk laut.[8]
Dalam beberapa kasus tertentu, Al-quran memperbandingkan air tawar dan air
laut, menyebut keduanya sebagi “bahroin” yang artinya dua laut.
Mayoritas penerjemah membaca kata ini sebagai “dua laut” yang kadang membingungkn pembaca. Yusuf ali
memilih “the two bodies of seas” yang artinya dua jenis laut yang
tampaknya lebih disukai. Keduanya adalah tanda-tanda kekuasan Allah yang
disediakan bagi umat manusia agar mereka mendapat manfaat menyeluruh dari
keduanya. Allah berfirman dalam surat Fathir ayat 12; Al-Furqon ayat 53.
Di dalam ayat
tersebut Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan dua mata air, yaitu air tawar dan asin. Air tawar sebagaimana yang
terdapat disungai, mata air dan sumur, itulah air tawar yang segar. Adapun air
asin ialah air laut. Dan air yang dikomsumsi manusia adalah air tawar. Allah
menyebarkan air itu diantara makhlukNya
melalui sungai-sungai dan mata air karena mereka sangat menbutuhkannya.
3. Air Dalam
Perspektif Al-quran
Allah SWT.
Begitu banyak memberitahukan kepada manusia mengenai air. Dimana air adalah
merupakan karunia dan nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia. Al-quran
telah merangkum makna penting air dan menghimbau perhatian kepadanya. Dengan
mendalami Al-quran, orang akan mengetahui bahwa air adalah merupakan tema utama
dalam kehidupan makhluk hidup dipermukaan bumi ini. “Air” disebutkan
lebih dari enam puluh kali. ”sungai” lebih dari lima puluh kali dan “laut”
lebih dari empat puluh kali, sedangkan kata “air mancur” ,”mata air”,”hujan”,
“hujan es”,”awan”, dan “angin” disebutkan agak jarang.[9]
Namun Al-quran bukanlah buku ajar sains, dan ia tidak membahas aspek kimia dan
fisika air. Sebaliknya Al-quran adalah kitab petunjuk bagi umat manusia.
Sebagaimana kita saksikan, Al-quran membahas
tema air menurut cara dan demi tujuannya sendiri. Air dilihat tidak saja sebagi
unsur penting dan bermanfaat, melainkan juga sebagi unsur yang memiliki
signifikasi mendalam dengan akibat-akibat yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan setiap muslim, masyarakat dan peradaban Islam.
Dalam membahas
air yang mana merupakan salah satu sumber daya alam yang paling berharga dimuka
bumi ini. Al-quran berbicara tentang dua jenis air yaitu air tawar dan air
laut, yang satu laut dan tawar dan yang satu asin dan getir.
Sebagaimana yang terlihat , air tawar banyak disebutkan di dalam
Al-quran. Meskipun Al-quran menyatakan bahwa Allahlah pencipta segala sesuatu
dan Dia pula yang memelihara segala sesuatu itu. Dan bahwa Dia telah
menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukuran yang serapi-rapinya.
Kedua penyatuan tersebut memang bersifat aksiomatik dalam Islam namun Al-quran
sama sekali tidak menyatakan bahwa Allah telah menciptakan air tawar, karena
hal itu akan menimbulkan kesan terlalu jauh bagi si pembaca. Namun sebaliknya ,
Al-quran melibatkan manusia ke dalam apa yang mereka bisa amati menyangkut
proses-proses yang menghasilkan air dalam melahirkan manfaat-manfaatnya dan
menghimbau mereka untuk melihat dan merenungkannya. Allah berfirman dalam surat
Ar-Rum ayat 48; Surat Al-Baqoroh ayat 164; Surat ayat As-Sajdah 27.
Pernyataan-pernyataan seperti itu selalu di awali dengan
“Allahlah”, “Dialah”. Untuk mengingatkan bahwa sumber air tawar berasal dari
Allah dan bukan manusia. Ini diberi penekanan lebih lanjut oleh kata-kata yang
signifikan “dari langit...”, yang langsung mengalihkan sumber air dari wilayah
dunuawi, tempat dimana manusia bisa mengaku-ngaku bahwa merekalah yang
membuatnya, dan menerangkan bagaiman Allah menurunkannya dari sumber yang lebih
tinggi itu.
Pengulangan kalimat “dari langit” juga
menarik perhatian kearah paradoks permukaan bahwa langit mengandung air yang
ditahan disana oleh kekuatanNya dan kahendakNya Dia turunkan. Mengingat air
mempunyai makna yang sangat vital, maka manusia diingatkan dalam surat al-hijr
ayat 21. Allah menggerakkan awan pembawa air sebagiman dijelaskan dalm surat
Al-A’raf ayat 57 yaitu ketanah tertentu dan menyebabkan air itu jatuh kepada
siapa saja yang Dia kehendaki, dan mengalihkanya dari siapa saja yang Dia
kehendaki.
4. Air dalam
Perspektif Sains
Air adalah merupakan kimia kehidupan,
kapanpun kita ingin mencari tahu apakah kehidupan yang kita ketahui ada di Mars atau di planet lain, pasti yang pertama
kali dicari oleh para ilmuwan adalah keberadaan air. Mengapa demikian karena
kehidupan di bumi sangatlah tergantung pada air. Banyak sekali bentuk kehidupan
(baik tanaman dan hewan) bersa di air. Semua kehidupan di bumi diyakini muncul
dari air. Sebagian tubuh semua organisme yang hidup terdiri dari air. Sekitar
70 atau 90 % bahan organiknya terdiri dari air. Reaksi kimia yang mendukung
kehidupan disemua tumbuhan dan hewn berlangsung di dalam sebuah medium air. Air
tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya rreaksi yang
menyokong kehidupan, tapi air itu sendiri sering menjadi produk atau reaktan
yang penting dari reaksi-reaksi itu. Singkat kata Alkimia ditemukan di dalam
kimia air. Didarat ancaman kehidupan yang terbesar adalah dessication
(kekeringan yang ekstrim). Air hilang dalam berbagai cara di antaranya:
evaporasi dari oermukaan pernafasan, eveporasi dari kulit, elemenasi tinja, dan
pengeluaran urin. Dikarenakan polaritas mulekul air dan kecenderungannya
membentuk ikatan hidrogen dengan mulekul-mulekul lainya, air dijuluki pelarut
universal. Sebuah mulekul air yang diekspresikan dalam simbol kimiawi H2O,
terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.[10]
Dari penjelasan di atas air adalah merupakan unsur terpenting dalam kehidupan
baik manusia, tumbuhan, dan binatang. Air dalah merupakan salah satu unsur yang
tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan ini.
5. Keterkaitan
Antara Al-quran dan Sains
Jika kita meninjau lebih jauh makna dan hakikat air baik ditinjau
dari al-quran dan sains. Al-quran menberikan petunjuk bagi manusia agar
berfikir, merenung, menghayati dan melihat segala apa yang telah Allah ciptakan
bagi manusia yaitu berupa air. Ketika manusia telah menggunakan akalnya untuk
berfikir dan meneliti air lebih jauh dan dapat membuktikannya bahwa aiar adalah
merupan unsur terpenting dalam kehidupan makhluk hidup di planet bumi ini.
Hingga ilmu pengetahuan mampu menyibak tabir yang terkandung di dalam air
sehingga begitu pentingnya air bagi kehidupan.
Dapat disimpulkan bahwa Al-quran dan sains mempunyai keterkaitan diantara
keduanya. Al-quran menjekaskan secara global dan dapat dikatakan sebagai teori
dan petunjuk dan ilmu pengetahuan sebagai praktisi dalam mengungkap segala apa
yang terkandung di dalam air yang dalam
bahasa ilmiahnya disebut H2O. Sebagaimana dalam wahyu Allah pertama di jelaskan
bahwa membaca...surat Al-alaq ayat 1-5.
6. Manfaat Air
Bagi Kehidupan Makhluk hidup
Jika kita menyebutkan manfaat air yang begitu banyak, penulis tidak
akan mampu menulisnya. Hanya saja penulis berusaha memberi gambaran manfaat air
secara umum dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya, diantaranya yaitu:
Ø Bermanfaat
untuk kesehatan, air yang bersih dan
sehat akan memberikan manfaat yang
begitu banyak bagi tubuh manusia khususnya dan makhluk hidup lainnya pada
umumnya. Sebagaimana dikatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi,
yang artinya:”Tidak ada sesuatu yang di penuhkan oleh putra-putri Adam lebih
buruk daripada perut. Cukuplah bagi
putra Adam beberapa suap saja yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun hrus dipenuhkan,
maka sepertiga untuk makanannya, dan sepertga lagi untuk minumannya, dan
sepertiga lagi untuk pernafasannya”.[11]
Ø Untuk bersuci,
baik berwudhu, mandi, mencuci dan lain sebagainya,
Ø Untuk
menghidupi tanaman bagi para petani, misalanya padi, kakau, jagung dan tumbuhan
lain yang terdapat di bumi ini.
TABEL
1. Ungkapan Air di dalam Al-quran
No
|
Nama
Surat
|
No.Surat
|
Ayat
|
No
|
Nama Surat
|
No.
Surat
|
Ayat
|
1
|
Al-baqoroh
|
2
|
22,74,164
|
21
|
Al-Qasash
|
28
|
23
|
2
|
An-Nisa
|
4
|
43
|
22
|
Al-Ankabut
|
29
|
63
|
3
|
Al-Maidah
|
5
|
6
|
23
|
Ar-Rum
|
30
|
24
|
4
|
Al-An’am
|
6
|
99
|
24
|
Luqman
|
31
|
10
|
5
|
Al-A’rof
|
7
|
57
|
25
|
As-Sajdah
|
32
|
8,27
|
6
|
Al-Anfal
|
8
|
11
|
26
|
Fathir
|
35
|
27
|
7
|
Yunus
|
10
|
24
|
27
|
Az-zumar
|
39
|
21
|
8
|
Hud
|
11
|
7,43,44
|
28
|
Fusilat
|
41
|
39
|
9
|
Ar-Rad
|
13
|
4,14,17
|
29
|
Az-Zukhruf
|
43
|
11
|
10
|
Ibrahim
|
14
|
16,32
|
30
|
Muhammad
|
47
|
15
|
11
|
Al-Hijr
|
15
|
22
|
31
|
Qof
|
50
|
9
|
12
|
An-Nahl
|
16
|
10,62
|
32
|
Al-Qomar
|
54
|
11,12,28
|
13
|
Al-Kahfi
|
18
|
29,41,45
|
33
|
Al-Waqiah
|
56
|
31,68
|
14
|
Thoha
|
20
|
53
|
34
|
Al-Mulk
|
67
|
30
|
15
|
Al-Anbiya
|
21
|
30
|
35
|
Al-Haqqah
|
69
|
11
|
16
|
Al-Hajj
|
22
|
5,63
|
36
|
Al-Jin
|
72
|
16
|
17
|
Al-Mu’minun
|
23
|
18
|
37
|
Al-Mursalat
|
77
|
20
|
18
|
An-Nur
|
24
|
39,45
|
38
|
An-Naba
|
78
|
14
|
19
|
Al-Furqon
|
25
|
48,54
|
39
|
Abasa
|
80
|
25
|
20
|
An-Naml
|
27
|
60
|
40
|
At-Thoriq
|
86
|
6
|
2. Air di dalam Al-quran
No
|
Nama Surat
|
No Surat
|
Ayat
|
1
|
Al-Kahfi
|
18
|
45
|
2
|
Thoha
|
20
|
53
|
3
|
Ar-Rum
|
30
|
24
|
4
|
Luqman
|
31
|
10
|
5
|
As-Sajdah
|
32
|
27
|
6
|
Al-Jatsiah
|
45
|
5
|
7
|
Al-Arof
|
7
|
57
|
8
|
Al-Anfal
|
8
|
11
|
9
|
Al-Muminun
|
23
|
18
|
4. Air
Sumber Kehidupan dan sebagai Sarana Ibadah 5. Air Sebagai Bukti Keesaan Tuhan
No
|
Nama
Surat
|
No.
Surat
|
Ayat
|
1
|
Al-Anbiya
|
21
|
30
|
2
|
Al-Hajj
|
22
|
5
|
3
|
An-Nur
|
24
|
45
|
4
|
Fusilat
|
41
|
39
|
5
|
Al-Furqon
|
25
|
48-49
|
6
|
Al-Maidah
|
5
|
6
|
7
|
Al-Furqon
|
25
|
48
|
No
|
Nama
Surat
|
No.
Surat
|
Ayat
|
1
|
An-Nur
|
24
|
45
|
2
|
Fusilat
|
41
|
39
|
3
|
Al-Anam
|
6
|
97
|
4
|
Al-Baqarah
|
2
|
164
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah menciptakan
segala sesuatu dengan kemaha besaranNya dan juga maha Rahman dan RahimNya,
terhadap segala sesuatu yang di ciptakanNya. Ar-rahman yang merupakan nama dan
sifat Allah yang tidak disandang oleh selainNya antara lain bermakan pelimpah
rahmat yang menyeluruh bagi seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini, dan
diantara tanda kekuasaannya adalah terciptanya air yang banyak memberi manfaat
bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Yang air dalam baha arab disebut
“al-maa”.
Tiada celah lagi untuk kita tidak bersyukur
atas segala nikmat yang Allah limpahkan kepada kita semua, yaitu dengan harapan
manusia dapat memanfaatkan rahmat Allah dengan penuh rasa syukur agar manusia
selalu menggunakan air dengan sebaik mungkin.
B.
Saran
Demikian makalah yang sangat sederhana ini. Karena keterbatasan
pengetahuan kami dibidang ini, tentu pembaca akan banyak menemukan kekurangan dalam penulisan makalah ini,
penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Kementrian Agama RI. 2010. Penciptaan Manusia”Dalam Perspektif
Al-quran & Sains”. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-quran
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi
terbaru. Gramedia Press
Kementrian
Agama RI.
2010. Penciptaan Bumi Dalam” Perspektif Al-quran & Sains”. Lajnah Pentashilan Mushaf
Al-quran
Shihab,
Quraish. M. 1997. Wawasan Al-quran Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Penerbit Mizan
Halim, Abdul.
M. 2002. Memahami Al-quran Pendekatan Gaya & Tema. Bandung: Penerbit
Marja’
Nasi, Ar-Rifai.
M. 2000. Kemudahan dari Allah Ringlasan Tafsir Ibnu Katsir. Jilid ke-3.
Jakarta: Gema Insani Press
Shihab,
Quraish. M. 2002. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan & Keserasian
Al-quran.vol.11 Jakarta: Lentera Hati
http://id.svoong.com/exact-siences/chimestry/1819410-pengertian
-dasar-mengenai-air/#xzz1LIDmFIGk
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi terbaru
[3] Muhammad Nasib AR-Rifa’i. Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, halaman:510
[4] Quraish shihab, Tafsir Al-mishbah Pesan Kesan & Keserasian
Al-quran
[5] Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah. Vol 11, halaman:478
[9] Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-quran Pendekatan Gaya &Tema,
halaman;51
[10] http//id.shvoong.com/excat-sciences/chimestry/1819410-pengertian-
dasar- mengenai –air/#xzz1LDmFIGk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar