Kamis, 02 Januari 2014

Air Dalam Perspektif Al-Quran dan Sains

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-quran adalah pedoman yang wajib diikuti oleh semua umat muslim dimanapun berada. Al-quran adalah  sumber hukum bagi umat Islam dalam menjalani amal ibadah kepada Allah SWT. Karena dari Al-quranlah kita dapat memahami apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan yang dilarangNya. Al-quran juga adalah sebuah bukti keagungan Allah, dengan mukjizat yang Dia turunkan maka kita menyadari bahwa sebenarnya tidak mungkin nabi Muhammad SAW yang membuatnya, karena di dalamnya terdapat hal-hal gaib dan wawasan yang luar biasa luas yang tidak mungkin seseorang dapat mengetahuinya dengan sendirinya.
Salah satu bukti bahwa Al-quran adalah mukjizat yang agung. Dalam Al-quran kita dapat menemukan fenomena-fenomena keilmuan, yang mana fenomena-fenomena tersebut baru dapat diketahui dan dianalisa dizaman modern ini. Salah satu contoh adalah keajaiban ditemukannya dua mata air yang yang berbeda yang terletak didasar lautan yang kerap disebut “Bahroin” . Yang mana hal ini baru dapat diungkap pada zaman modern ini.
B.   Rumusan Masalah
1.    Sebutkan makna air dan asal mulanya?
2.    Sebutkan air yang terdapat dipermukaan bumi?
3.    Sebutkan hakikat air ditinjau dari Al-quran?
4.    Sebutkan makna air dalam perspektif sains?
5.    Jelaskan keterkaitan air ditinjau dari Al-quran dan sains?
C.     Tujuan
1.    Mampu memahami makna air dan sal mulanya,
2.    Mampu membedakan dan menyebutkan jenis-jenis air yang terdapat di planet bumi,
3.    Mampu memahami hakikat air dalam perspektif Al-quran,
4.    Memahami makna air dalam perspektif sains,
5.    Mampu memahami hubungan air ditinjau dari Al-quran dan sains.

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Air dan Asal mulanya
Bumi jika dilihat dari luar angkasa tampak berbeda dengan benda-benda langit lainnya. Pantulan warna biru yang sangat dominan merupakan ciri khas planet bumi. Warna biru tersebut terpantul kebumi karena tiga perempat bagian permukaanya tetutup air dalam bentuk samudra dan laut. Adanya air dibumi adalah sesuatu keajaiban, dengan air berbagai proses kehidupan dimuka bumi berlangsung. Air itu sendiri merupkan zat yang ajaib, karena di dalamnya mengandung sifat-sifat yang memungkinkan bereaksi dan berinteraksi, baik secara fisik maupun kimia dari benda-benda lain.
Air menurut  Kamus  Besar Bahasa Indonesia adalah benda cair yang biasa terdapat disumur, sungai, danau, dan yang mendidih pada suhu 100% C.[1] Air dalam bentuk cair hanya dijumpai dibumi, sedngkan diluar bumi berbentuk gas atau es. Jarak antara orbit bumi dengan matahari yang sedemikian rupa sehingga mulekul-mulekul air bumi sebagian besar selalu tersedia dalam fase air. Allah menjelaskan dalam  surah An-nur ayat 43 di dalam ayat ini Allah menjelaskan Proses Penciptaan Air.
Dalam ayat tersebut dapat diisimpulkan bahwa proses terjadinya air hujan bermula dari awan yang mendung yang menggumpal dilangit, kemudian awan tersebut saling mendorong, berkumpul dan bertumpuk-tumpuk, ketika udara di langit dingin, terbentuklah embun atau bahkan membeku menjadi butiran-butiran es yang kemudian berjatuhan kebumi. Awan yang bertumpuk-tumpuk sebagian menjadi air hujan, dan hanya sebagian kecil yang membuka dan menjadi butiran-butiran es, karena itulah hujan tercurah kebumi.[2] Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa dia mengarak awan dengan kekuasaanNya yang pada permulan penciptaannya itu ia dalam keadaan lemah. “kemudian mengumpulkan diantaranya”, yakni menyatukan awan-awan itu,”lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk sehingga kelihatann olehmu hujan keluar dari celah-celahnya”. Firman Allah bahwasannya Allah SWT pun menurunkan es dari langit, dari gumpalan seperti gunung. Dalam penggalan ini , kata “gunung” merupakan kiasan untuk awan.  Firman Allah: ”Lalu ditimpakannya es itu kepada siapa yang Dia kehendaki”. Yang ditimpakan itu ialah hujan es dari langit. Dan firman Allah:”Lalu ditimpakanya kepada siapa yang Dia kehendaki”, berarti rahmat bagi manusia. “Dan dipalingkan dari siapa yang ia kehendaki”. Berarti Dia tidak menurunkan hujan kepada mereka, dan kemungkina juga bahwasannya”Kemudian ditimpakanNya es itu” , berarti azab bagi siapa yang di kehendaki.  Karena penimpaan es itu dapat merusak buah-buahan, tanaman dan pepohonan. Memalingkang dari siapa yang Dia kehendaki berarti merupakan rahmat bagi mereka.[3]Demikianlah air yang dibutuhkan manusia dan makhluk lainnya telah tersedia cukup, sesuai ukuran yang diperlukan tidak lebih dan tidak kurang. Agar hujan tidak turun hanya satu tempat saja Allah SWT menghembuskan angin untuk mendorong awan, sehingga hujan dapat tersebar diberbagai tempat dan manfaatnya dapat dirasakan oleh makhlukNya dimanapun berada, begitulah kekuasanya yang digambarkan oleh makhluknya. Allah berfirman dalam surat Az-zumar ayat 21
öNs9r& ts? ¨br& ©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ¼çms3n=|¡sù yìÎ6»oYtƒ Îû ÇÚöF{$# ¢OèO ßl̍øƒä ¾ÏmÎ/ %Yæöy $¸ÿÎ=tGøƒC ¼çmçRºuqø9r& §NèO ßkŠÎgtƒ çm1uŽtIsù #vxÿóÁãB ¢OèO ¼ã&é#yèøgs $¸J»sÜãm 4 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ 3tø.Ï%s! Í<'rT{ É=»t7ø9F{$# ÇËÊÈ
Artinya:”Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, Kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut menjelaskan mengenai paska hujan, setelah hujan jatuh kebumi, air hujan akan terbagi menjadi tiga bagian: pertama, menguap kembali karena pemanasan; kedua, mengalir dipermukaan dalam bentuk air sungai atau menggenang didanau, kolam, sawah, atau cekungan-cekungan tanah; dan ketiga, air terserap oleh tanah, namun tidak hilang. Artinya air dalam tanah masih dapat dialirkan lewat permukaan atau di dalam tanah.[4] Dengan adanya gaya grafitasi, air dipermukaan tanah selalu bergerak menuju tempat yang lebih rendah dalam bentuk limpasan yang kemudian mengaliri saluran-saluran, parit-parit dan sungai-sungai. Mekanisme yang menyebabkan proses pada aliran, ini adalah reaksi oksidasi yang terjadi antara oksigen yang terlarut dalam air dengan senyawa terlarut lainnya yang menyebabkan terjadinya proses penguraian zat-zat pencemar secara kimia. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa air adalah zat , materi atau unsur yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan, yang diketahui sampai saat ini dibumi bukan diplanet lain.
2.      Jenis-jenis air
Air merupakan sumber kehidupn yang tidak dapat tergantikan oleh apapun juga. Tanpa air manusia, hewan, dan tanaman tidak dapat hidup. Oleh karena kitu air yang terdapat dibumi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:
a.     Air  tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua golongan, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
Ø  Air tanah preatis adalah air tanah  yang letaknya tidak jauh  dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air/imperiable,
Ø  Air tanah artesis adalah air tanah yang letaknya  sangat jauh di dalam tanah serta berada diantara dua lapisan kedap air.
b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh laut, sungai, danau, kali, rawa, empang dan lain sebagainya. Dan air ini dapat debedakan menjadi dua, yaitu:
Ø  Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya: rawa-rawa, danau, sungai dan lain sebagianya,
Ø  Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya air laut yang berada dilaut.
Dapat kita pahami, bila ada penekanan penting terhadap air dari langit yang menjadi sumber air untuk minum, pengairan dan kebersihan. Tetapi air dipermukaan tanah juga dikemukakan dengan sangat jelas, di dalam surat Ar-ra’d ayat 17 yang berbunyi:
tAtRr& šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ôMs9$|¡sù 8ptƒÏŠ÷rr& $ydÍys)Î/ Ÿ@yJtGôm$$sù ã@ø¡¡9$# #Yt/y $\ŠÎ/#§ 4 $£JÏBur tbrßÏ%qムÏmøn=tã Îû Í$¨Z9$# uä!$tóÏGö/$# >puù=Ïm ÷rr& 8ì»tFtB Ót/y ¼ã&é#÷WÏiB 4 y7Ï9ºxx. Ü>ÎŽôØo ª!$# ¨,ysø9$# Ÿ@ÏÜ»t7ø9$#ur 4 $¨Br'sù ßt/¨9$# Ü=ydõuŠsù [ä!$xÿã_ ( $¨Br&ur $tB ßìxÿZtƒ }¨$¨Z9$# ß]ä3ôJusù Îû ÇÚöF{$# 4 y7Ï9ºxx. Ü>ÎŽôØo ª!$# tA$sWøBF{$# ÇÊÐÈ
Artinya:” Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”.
Di dalam ayat di atas  Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya. yang benar sama dengan air atau logam murni yang bathil sama dengan buih air yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. Dijelaskan dalam surat Az-umar ayat 21.
Ayat di atas mengemukakan salah satu bukti tentang kuasaNya. Membangkitkan yang telah mati. Allah berfirman:” Apakah engkau siapapun engkau tidak memerhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia mengalirkannya ditanah menjadi mata air bumi, kemudian satu hal yang lebih hebat lagi adalah Dia mengeluarkan yakni menumbuhkan-dengannya, yakni disebabkan oleh air yang turrun itu, tanam-tanaman pertanian yang bermacam-macam jenis, bentuk, rasa, dan warnanya walau air yang menumbuhkannya sama, lalu ia menjadi kering atau menguat dan tinggi lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan setelah sebelumnya segar kehijau-hijauan, kemudian Dia menjadikannya hancur layu berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu, yakni proses yang silih berganti dari satu kondisi ke kondisi yang lain, benar-benar terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi Ulil Albab.[5]
Salah satu tempat penyimpanan air yang disediakan oleh Allah adalah kedalaman bumi. Dia menyimpannya di dalam bumi. Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam surat Al-hajj ayat 18.
Dalam ayat di atas Allah memberikan bahwa Dialah yang Esa, tiada sekutu bagiNya yang berhak disembah. Maka segala perkara bersujud, karena keagunganNya baik dengan patuh maupun terpaksa. Bersujudnya segala perkara sesuai dengan cara masing-masing. Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa segala yang ada dilangit dan dibumi semua bersujud kepada Allah sesuai dengan cara masing-masing.[6]
Saluran utama air tawar adalah sungai. Kata “sungai” disebutkan sebanyak lima puluh kali di dalam Al-quran.[7] Sungai-sungai ini di gambarkan sebagai celah yang  berisi limpahan air yang mengalir. Julukan yang digunakan bersama dengan sungai dalam Al-quran ini ditekankan secara mencolok dalam hal kesejajarannya dengan” gunung yang berdiri  kokoh “di atas bumi bersama dengan sungai. Allah berfirman dalam surat An-nahl ayat 15 yang berbunyi:
4s+ø9r&ur Îû ÇÚöF{$# źuru br& yÏJs? öNà6Î/ #\»pk÷Xr&ur Wxç7ßur öNà6¯=yè©9 tbrßtGöhs? ÇÊÎÈ
Artinya:”Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
Yang dimaksud dua laut di sini ialah laut yang asin dan sungai yang besar bermuara ke laut. sungai yang tawar itu setelah sampai di muara tidak langsung menjadi asin.
Sungai berfungsi untuk pendinginan. Pengairan dan estetika yang diperkuat oleh banyaknya pernyataan dalam Al-quran “Tentang surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”. Disamping air tanah Allah juga menciptakan air permukaan seperti sungai, laut, rawa dan lain sebagainya. Dalam bahasan Al-quran dan bahasa arab klasik, secara umum sungai keabadian yang sangat besar disebut “bahr” dan kata serupa digunakan pula untuk laut.[8] Dalam beberapa kasus tertentu, Al-quran memperbandingkan air tawar dan air laut, menyebut keduanya sebagi “bahroin” yang artinya dua laut. Mayoritas penerjemah membaca kata ini sebagai “dua laut”  yang kadang membingungkn pembaca. Yusuf ali memilih “the two bodies of seas” yang artinya dua jenis laut yang tampaknya lebih disukai. Keduanya adalah tanda-tanda kekuasan Allah yang disediakan bagi umat manusia agar mereka mendapat manfaat menyeluruh dari keduanya. Allah berfirman dalam surat Fathir ayat 12; Al-Furqon ayat 53.
Di dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan dua mata air, yaitu air  tawar dan asin. Air tawar sebagaimana yang terdapat disungai, mata air dan sumur, itulah air tawar yang segar. Adapun air asin ialah air laut. Dan air yang dikomsumsi manusia adalah air tawar. Allah menyebarkan air itu  diantara makhlukNya melalui sungai-sungai dan mata air karena mereka sangat menbutuhkannya.
3. Air Dalam Perspektif Al-quran
Allah SWT. Begitu banyak memberitahukan kepada manusia mengenai air. Dimana air adalah merupakan karunia dan nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia. Al-quran telah merangkum makna penting air dan menghimbau perhatian kepadanya. Dengan mendalami Al-quran, orang akan mengetahui bahwa air adalah merupakan tema utama dalam kehidupan makhluk hidup dipermukaan bumi ini. “Air” disebutkan lebih dari enam puluh kali. ”sungai” lebih dari lima puluh kali dan “laut” lebih dari empat puluh kali, sedangkan kata “air mancur” ,”mata air”,”hujan”, “hujan es”,”awan”, dan “angin” disebutkan agak jarang.[9] Namun Al-quran bukanlah buku ajar sains, dan ia tidak membahas aspek kimia dan fisika air. Sebaliknya Al-quran adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Sebagaimana  kita saksikan, Al-quran membahas tema air menurut cara dan demi tujuannya sendiri. Air dilihat tidak saja sebagi unsur penting dan bermanfaat, melainkan juga sebagi unsur yang memiliki signifikasi mendalam dengan akibat-akibat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan setiap muslim, masyarakat dan peradaban Islam.
Dalam membahas air yang mana merupakan salah satu sumber daya alam yang paling berharga dimuka bumi ini. Al-quran berbicara tentang dua jenis air yaitu air tawar dan air laut, yang satu laut dan tawar dan yang satu asin dan getir.
       Sebagaimana yang terlihat , air tawar banyak disebutkan di dalam Al-quran. Meskipun Al-quran menyatakan bahwa Allahlah pencipta segala sesuatu dan Dia pula yang memelihara segala sesuatu itu. Dan bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukuran yang serapi-rapinya. Kedua penyatuan tersebut memang bersifat aksiomatik dalam Islam namun Al-quran sama sekali tidak menyatakan bahwa Allah telah menciptakan air tawar, karena hal itu akan menimbulkan kesan terlalu jauh bagi si pembaca. Namun sebaliknya , Al-quran melibatkan manusia ke dalam apa yang mereka bisa amati menyangkut proses-proses yang menghasilkan air dalam melahirkan manfaat-manfaatnya dan menghimbau mereka untuk melihat dan merenungkannya. Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 48; Surat Al-Baqoroh ayat 164; Surat ayat As-Sajdah 27.
       Pernyataan-pernyataan seperti itu selalu di awali dengan “Allahlah”, “Dialah”. Untuk mengingatkan bahwa sumber air tawar berasal dari Allah dan bukan manusia. Ini diberi penekanan lebih lanjut oleh kata-kata yang signifikan “dari langit...”, yang langsung mengalihkan sumber air dari wilayah dunuawi, tempat dimana manusia bisa mengaku-ngaku bahwa merekalah yang membuatnya, dan menerangkan bagaiman Allah menurunkannya dari sumber yang lebih tinggi itu.
       Pengulangan kalimat “dari langit” juga menarik perhatian kearah paradoks permukaan bahwa langit mengandung air yang ditahan disana oleh kekuatanNya dan kahendakNya Dia turunkan. Mengingat air mempunyai makna yang sangat vital, maka manusia diingatkan dalam surat al-hijr ayat 21. Allah menggerakkan awan pembawa air sebagiman dijelaskan dalm surat Al-A’raf ayat 57 yaitu ketanah tertentu dan menyebabkan air itu jatuh kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan mengalihkanya dari siapa saja yang Dia kehendaki.
4. Air dalam Perspektif Sains
       Air adalah merupakan kimia kehidupan, kapanpun kita ingin mencari tahu apakah kehidupan yang kita ketahui ada di  Mars atau di planet lain, pasti yang pertama kali dicari oleh para ilmuwan adalah keberadaan air. Mengapa demikian karena kehidupan di bumi sangatlah tergantung pada air. Banyak sekali bentuk kehidupan (baik tanaman dan hewan) bersa di air. Semua kehidupan di bumi diyakini muncul dari air. Sebagian tubuh semua organisme yang hidup terdiri dari air. Sekitar 70 atau 90 % bahan organiknya terdiri dari air. Reaksi kimia yang mendukung kehidupan disemua tumbuhan dan hewn berlangsung di dalam sebuah medium air. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya rreaksi yang menyokong kehidupan, tapi air itu sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu. Singkat kata Alkimia ditemukan di dalam kimia air. Didarat ancaman kehidupan yang terbesar adalah dessication (kekeringan yang ekstrim). Air hilang dalam berbagai cara di antaranya: evaporasi dari oermukaan pernafasan, eveporasi dari kulit, elemenasi tinja, dan pengeluaran urin. Dikarenakan polaritas mulekul air dan kecenderungannya membentuk ikatan hidrogen dengan mulekul-mulekul lainya, air dijuluki pelarut universal. Sebuah mulekul air yang diekspresikan dalam simbol kimiawi H2O, terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.[10] Dari penjelasan di atas air adalah merupakan unsur terpenting dalam kehidupan baik manusia, tumbuhan, dan binatang. Air dalah merupakan salah satu unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan ini.
5. Keterkaitan Antara Al-quran dan Sains
       Jika kita meninjau lebih jauh makna dan hakikat air baik ditinjau dari al-quran dan sains. Al-quran menberikan petunjuk bagi manusia agar berfikir, merenung, menghayati dan melihat segala apa yang telah Allah ciptakan bagi manusia yaitu berupa air. Ketika manusia telah menggunakan akalnya untuk berfikir dan meneliti air lebih jauh dan dapat membuktikannya bahwa aiar adalah merupan unsur terpenting dalam kehidupan makhluk hidup di planet bumi ini. Hingga ilmu pengetahuan mampu menyibak tabir yang terkandung di dalam air sehingga begitu pentingnya air bagi kehidupan.
       Dapat disimpulkan bahwa Al-quran dan sains mempunyai keterkaitan diantara keduanya. Al-quran menjekaskan secara global dan dapat dikatakan sebagai teori dan petunjuk dan ilmu pengetahuan sebagai praktisi dalam mengungkap segala apa yang terkandung di  dalam air yang dalam bahasa ilmiahnya disebut H2O. Sebagaimana dalam wahyu Allah pertama di jelaskan bahwa membaca...surat Al-alaq ayat 1-5.
6. Manfaat Air Bagi Kehidupan Makhluk hidup
       Jika kita menyebutkan manfaat air yang begitu banyak, penulis tidak akan mampu menulisnya. Hanya saja penulis berusaha memberi gambaran manfaat air secara umum dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya, diantaranya yaitu:
Ø  Bermanfaat untuk kesehatan, air yang bersih dan sehat akan memberikan manfaat yang begitu banyak bagi tubuh manusia khususnya dan makhluk hidup lainnya pada umumnya. Sebagaimana dikatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, yang artinya:”Tidak ada sesuatu yang di penuhkan oleh putra-putri Adam lebih buruk daripada perut.  Cukuplah bagi putra Adam beberapa suap saja yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun hrus dipenuhkan, maka sepertiga untuk makanannya, dan sepertga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk pernafasannya”.[11]
Ø  Untuk bersuci, baik berwudhu, mandi, mencuci dan lain sebagainya,
Ø  Untuk menghidupi tanaman bagi para petani, misalanya padi, kakau, jagung dan tumbuhan lain yang terdapat di bumi ini.



TABEL
1. Ungkapan Air di dalam Al-quran
No
Nama Surat
No.Surat
  Ayat
No
 Nama Surat
No. Surat
 Ayat
 1
Al-baqoroh
    2
22,74,164
21
Al-Qasash
     28
  23
 2
An-Nisa
    4
     43
22
Al-Ankabut
     29
  63
 3
Al-Maidah
    5
      6
23
Ar-Rum
     30
  24
 4
Al-Anam
    6
     99
24
Luqman
     31
  10
 5
Al-Arof
    7
     57
25
As-Sajdah
     32
 8,27
 6
Al-Anfal
    8
     11
26
Fathir
     35
   27
 7
Yunus
   10
     24
27
Az-zumar
     39
   21
 8
Hud
   11
7,43,44
28
Fusilat
     41
   39
 9
Ar-Rad
   13
4,14,17
29
Az-Zukhruf
     43
   11
10
Ibrahim
   14
 16,32
30
Muhammad
     47
   15
11
Al-Hijr
   15
    22
31
Qof
     50
    9
12
An-Nahl
   16
 10,62
32
Al-Qomar
     54
11,12,28
13
Al-Kahfi
   18
29,41,45
33
Al-Waqiah
     56
 31,68
14
Thoha
   20
     53
34
Al-Mulk
     67
    30
15
Al-Anbiya
   21
     30
35
Al-Haqqah
     69
    11
16
Al-Hajj
   22
   5,63
36
Al-Jin
     72
    16
17
Al-Muminun
   23
     18
37
Al-Mursalat
     77
    20
18
An-Nur
   24
   39,45
38
An-Naba
     78
    14
19
Al-Furqon
   25
  48,54
39
Abasa
     80
    25
20
An-Naml
   27
     60
40
At-Thoriq
     86
    6

2. Air di dalam Al-quran                                     
No
  Nama Surat
 No Surat 
  Ayat
 1
Al-Kahfi
     18
    45
 2
Thoha
     20
    53
 3
Ar-Rum
     30
    24
 4
Luqman
     31
    10
 5
As-Sajdah
     32
    27
 6
Al-Jatsiah
     45
     5
 7
Al-Arof
      7
    57
 8
Al-Anfal
      8
    11
 9
Al-Muminun
     23
    18





4. Air  Sumber Kehidupan dan sebagai Sarana Ibadah                              5. Air Sebagai Bukti Keesaan Tuhan
No
Nama Surat
No. Surat
Ayat
 1
Al-Anbiya
     21
  30
 2
Al-Hajj
     22
   5
 3
An-Nur
     24
  45
 4
Fusilat
     41
  39
 5
Al-Furqon
     25
48-49
 6
Al-Maidah
      5
    6
 7
Al-Furqon
     25
   48
No
Nama Surat
No. Surat
Ayat
 1
An-Nur
     24
  45
 2
Fusilat
     41
  39
 3
Al-Anam
      6
  97
 4
Al-Baqarah
       2
 164


















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
       Allah menciptakan segala sesuatu dengan kemaha besaranNya dan juga maha Rahman dan RahimNya, terhadap segala sesuatu yang di ciptakanNya. Ar-rahman yang merupakan nama dan sifat Allah yang tidak disandang oleh selainNya antara lain bermakan pelimpah rahmat yang menyeluruh bagi seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini, dan diantara tanda kekuasaannya adalah terciptanya air yang banyak memberi manfaat bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Yang air dalam baha arab disebut “al-maa”.
     Tiada celah lagi untuk kita tidak bersyukur atas segala nikmat yang Allah limpahkan kepada kita semua, yaitu dengan harapan manusia dapat memanfaatkan rahmat Allah dengan penuh rasa syukur agar manusia selalu menggunakan air dengan sebaik mungkin.
B. Saran
       Demikian makalah yang sangat sederhana ini. Karena keterbatasan pengetahuan kami dibidang ini, tentu pembaca akan banyak menemukan  kekurangan dalam penulisan makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.









DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Agama RI. 2010. Penciptaan Manusia”Dalam Perspektif Al-quran & Sains”. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-quran
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi terbaru. Gramedia Press
Kementrian Agama RI. 2010. Penciptaan Bumi Dalam” Perspektif Al-quran  & Sains”. Lajnah Pentashilan Mushaf Al-quran
Shihab, Quraish. M. 1997. Wawasan Al-quran Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Penerbit Mizan
Halim, Abdul. M. 2002. Memahami Al-quran Pendekatan Gaya & Tema. Bandung: Penerbit Marja’
Nasi, Ar-Rifai. M. 2000. Kemudahan dari Allah Ringlasan Tafsir Ibnu Katsir. Jilid ke-3. Jakarta: Gema Insani Press
Shihab, Quraish. M. 2002. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan & Keserasian Al-quran.vol.11 Jakarta: Lentera Hati
http://id.svoong.com/exact-siences/chimestry/1819410-pengertian -dasar-mengenai-air/#xzz1LIDmFIGk




[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi terbaru
[2] Kementrian Agama RI. Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-quran dan Sains, halaman:164
[3] Muhammad Nasib AR-Rifa’i. Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, halaman:510
[4] Quraish shihab, Tafsir Al-mishbah Pesan Kesan & Keserasian Al-quran
[5] Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah. Vol 11, halaman:478
[6] Muhammad Nasib Ar-Rifa’i. Kemudahan Dari AllahRingkasan Tafsir Ibnu katsir jilid 3. Halaman:348
[7] Muhammad Abdul Halim. Memahami Al-quran dalam Pendekatan Gaya dan Tema. Hal aman :56
[8] Muhammad Abdul Halim. MemahamiAL-quran Pendapatan Gaya  & Tema. Hal 57
[9] Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-quran Pendekatan Gaya &Tema, halaman;51
[10] http//id.shvoong.com/excat-sciences/chimestry/1819410-pengertian- dasar- mengenai –air/#xzz1LDmFIGk
[11] Muhammad Quraish Shihab. Wawasan Aal-quran, halaman:185

Tidak ada komentar:

Posting Komentar