Kamis, 02 Januari 2014

Nama-Nama Surat dalam Al-Quran

BAB 1PENDAHULUAN A.      Latar Belakang MasalahIslam sebagai agama universal,  mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan , baik kehidupan duniawi maupun kehidupan ukhrowi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepadanya untuk melaksanakan kegiatan paendidikan, karena merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.Dengan makalah yang kami sajikan ini, kami ingin mengupas sedikit mengenai tartib surah-surah yang terdapat dalam Al-quran, teori tentang nama-nama surat dan sistematika penyusunannya. Sehingga dengan makalah ini kita mampumenggali cakrawala baru tentang surah-surahdalam Al-Qur’an sebagai bukti keagungan Tuhan. Secara mendetail.Sehingga nantinya akan menjadi suatu ilmu dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baiksecara individu maupaun dalam bermasyarakat.
B.        Rumusan Masalah
1.        Tuliskan pengertian surah beserta teori tentang nama-nama surah?
2.        Sebutkan macam-macan surah yang terdapat dalam Al-Quran?
3.        Jelaskankan sistematika penyusunan surah beserta argumennya?
C.       Tujuan
1.        Mampu menuliskan makna surat baik secara etimologi maupun terminologi, beserta teori dalam penyusunan surah Al-Qura’n,2.        Pembanca mampu menyebutkan dan menuliskan macam-macan nama surah yang terdapat di dalam Al-Qura’an,3.        Dan mampu menjelaskan  sistematika penyusunan surah.     BAB IIPEMBAHASANA.      Pengetian Surat
Surat secara etimologi menpunyai banyak arti di antaranya:)"المنزيلةposisi). Surat dari Al-qur’an dikenal karena posisinya pada suatu tempat secara berdampingan. Surat juga mempunyai makna,الشرف(kemuliaan),”وما طال من بناء و حسن”(suatu yang menonjol dan baik dari suatu bangunan),”العلامة”(tanda) dan عرق من عروق الحائط”(pagar).[1]Surat juga merupakan bagian-bagian tubuh Al-qur’an yang  sebenarnya. Kata سورة yang  jamaknya,”السوار”, dalam bahasa ibrani berarti “suatu deretan” atau bekas-bekas batu bata di dinding dan bekas pepohonan anggur. Dalam bahasa Shiria kata,سورةatau سرت(tulisan,teks kitab suci,kitab suci).[2]Secara terminologi, “سورة berarti sekelompok ayat yang mandiri yang mempunyai awal dan akhir. Para ulama mengatakan bahwa kata  itu di ambil dari makna,” tembok yang membatasi suatu kata”. Karena di dalamnya terdapat peletakan suatu kata di samping kata yang lain ,  ayat dengan ayat yang lain, hal ini ibarat peletakan  dan penyusunan batu bata baris demi baris.[3]Al-qurtuby berkata; kata  السورة” adayang memberinya hamzah dan ada yang tidak. Jika seorang memberinya hamzah, berarti Ia menjadikannya dari lafadz “السرت” yang berarti “افضلت”, yaitu dari kata “الشعر” adalah minuman yang tersisa dari sebuah bejana. Jadi surah ini seakan-akan ia adalah bagian yang terpisahkan dari Al-quran. Sedangkan orang yang tidak menghamzahkannya berarti ia menjadikannya dari makna yang pertama dan mentashil(menghilangkan) hamzahnya.
Diantara mereka ada yang menyamakan سورةini dengan سورالبناء (pagar suatu bangunan”, yaitu bagian dari bangunan tersebut. Ada yang mengatakan; kata سورةberasal dari kalimatسعورالمدينة(pagar suatu kota). Karena surat ini mengelilingi ayat-ayat dan berkumpul denganya, seperti berkumpulnya rumah dengan rumah. Sama halnya seperti pagar yang mengelilingi sebuah kota dimana  di kota tersebut terdapat banyak rumah. Dikatakan demikian juga di ambil dari kata الشور(gelang), karena ia melingkari lengan atau bahu. Ada yang berkata bahwa سورة ia mempunyai arti “ketinggian”. Karena ia adalah kalam Allah, maka ia mmempunyai derajat yang tinggi dan mulia. Ini seperti perkataan An-nabighah dalam Syairnya;
Artinya; “tahukah anda bahwa Allah telah memberikan surat kepada anda, yang semua malaikat mengerumuninyadi sekitarnya merasa bimbang”Ada yang mengatakan; dinamakan surat, karena surat ini satu sama lain saling menyusun dan menbangun. Yaitu dari kata التسور yang berarti التصعود”(saling mengangkat dan memanjat) dan التركوب(saling menyusun).[4] Hal ini seperti dalam firman Allah dalam surah Shaad ayat 21:ö@ydury79s?r&(#àst7tRÄNóÁyø9$#øŒÎ)(#râ§q|¡n@z>#tósÏJø9$#ÇËÊÈArtinya;”Ketika mereka memanjat pagar?”           Al-jabari berkata; definisi surat adalah qur’an yang mencakup berbagai macam ayat, yang mempunyai pembukuan dan penutup, dan jumlah yang paling sedikit adalah tiga ayat. Yang lain berkata; surat adalah tha’ifah yang di terjemahkan secara tauqifi, maksudnya yang di beri nama secara khusus tauqifi dari nabi Muhammad Saw. Dan telah di tetapkan dalam hadist dan astar akan nama-nama surat yang datang  secara tauqifi. Di antara hadist yang menunjukkan bahwa nama surat adalah tauqifi, yaitu hadist yang di keluarkan oleh IbnuAbi Khatim dari Ikrimah, Ia berkata; adalah kaum musrikin dulu saling berkata” surat sapi betina dan surat laba-laba? Mengejek surat-surat yang turun tadi, maka Allah menurukan ayat dalam surat Al-hijr  ayat 95 di bawah ini sebagai jawaban buat mereka:
$¯RÎ)y7»oYøxÿx.šúïÏäÌöktJó¡ßJø9$#ÇÒÎÈArtinya;”sesungguhnya kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokan kamu.”Dapat disimpulkan bahwa surah adalah merupakan sesuatu yang mencakup berbagai macam ayat, yang mempunyai pembukaan dan penutup, surah dapat diartikan sebagai tanda-tanda keagungan Allah SWT. Dan surah juga merupakan tha’ifah yang diterjemahkan secara tauqifi, maksudnya yang diberi nama khusus secara tauqifi dari nabi Muhammad SAW. B.       Teori Tentang Nama-nama Surat
Kadang-kadang sebuah surat mempunyai satu nama, inilah yang banyak terjadi. Tapi kadangkala ada satu surat yang mempunyai dua nama atau lebih. Di antaranya adalah: surat Al-fatihah terdapat dua puluh tiga nama baginya, dan banyaknya nama tersebut menunjukkan keagungan surat Al-fatihah. Karena banyaknya nama adalah bukti keagungan dan kemuliaan sesuatu yang di beri nama itu. Di antara nama-namanya adalah:1.      Al-fatihah
a.    Fatihatul kitab,dikeluarkan dari Ibnu Jarir dari jalan Ibnu Abi Dzi’b dari Al-makburi dari Abu Hurairah ra, dari Rosululloh SAW bersabda: “Alfatihah adalah ummul quran ia adalah fatihatul kitab dan dia juga As-sab’ul Matsani”. Dan alfatihah ini dinamai dengan alfatihah  dengan alasan bahwa Alqur’an di buka dengannya, setiap penyelenggaraan ta’lim selalu dimulai dengkarena alquran ini dibuka dengannya, di setiap pembukaan taklim jugadimulai dengan membacanya, dengan demikian juga bacaan dalam shalat selalu dimulai dengan bacaan alfatihah.
Ada yang berkata: ia diberi nama dengan alfatihah, karena ia adalah surat dalam alquran yang pertama kali turun.Ada juga yang berkata: ia diberi nama dengan alfatihah karena ia adalah surat yang pertama kali ditulis di lauh mahfuz. Pendapat ini diceritakan oleh Al-mursiy, kemudian Ia berkata:”pendapat ini membutuhkan dalil naqli yang bisa membuatnya benar”.
Adapula yang berkata; Ia diberi nama alfatihah karena al-hamdu, “pujian” adalah pembuka bagi setiap perkataan.Ada juga yang berkata: dinamakan dengan alfatihah karena setiap kitab pasti dimulai dengannya. Pendapat ini diceritakan oleh Al-mursiy, kemudian Al-mursiy membantahnya kemudian berkata:”sesungguhnya setiap kitab yang diawali dengannya hanyalah al-hamdu pujian saja, bukan semua surat. Sesungguhnya yang dimaksud dengan al-kitab disini adalah alquran, bukan jenis kitab itu sendiri”.Kemudian Al-mursiy meneruskan: “karena ada sebuah riwayat bahwa diantara nama-nama al-fatihah adalah fatihatul quran. Sehingga berdasr riwayat inilah yang dimaksud dengan Al-kitab dan alquran adalah sama”.
b.    Fatihatul qur’an, sebagaimana yang dituturkan oleh Al-musry: “ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa diantara nama-nama alfatihah adalah fatihatul qur’an.. sehinnga berdasrkan riwayat inilah yang di maksud dengan al-kitab dan al-qur’an itu sama”.
c.    Ummul kitab dan Ummul qur’an alasannya adalah bahwasannya Ummul kitab adalah lauh mahfudz, seperti dalam firman Allah dalam surat Ar-ro’du ayat 4.
ÎûurÇÚöF{$#ÓìsÜÏ%ÔNºuÈq»yftGB×M»¨Zy_urô`ÏiB5=»uZôãr&×íöyur×@ŠÏƒwUur×b#uq÷ZϹçŽöxîur5b#uq÷ZϹ4s+ó¡ç&ä!$yJÎ/7Ïnºurã@ÅeÒxÿçRur$pk|Õ÷èt/4n?tã<Ù÷èt/ÎûÈ@à2W{$#4¨bÎ)ÎûšÏ9ºsŒ;M»tƒUy5Qöqs)Ïj9šcqè=É)÷ètƒÇÍÈ Artinya:”Allah menghapuskan apa yang Ia kehendaki dan menetapkan apa yang Ia kehendaki pula dan di sisi-Nyalah taerdapt Umul kitab s(lauh mahfudz)”.Juga firman Allah dalam surah Az-zukhruf ayat 4:¼çm¯RÎ)urþÎûÏdQé&É=»tGÅ3ø9$#$uZ÷ƒt$s!;Í?yès9íOŠÅ3ymÇÍÈArtinya:”Dan sesungguhnya alquran itu dalam induk Al-kitab(lauh mahfuz) disisi Kami, adalah benar-benar tinggi(nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah”.Juga karena ummul kitab ini adalah nama bagi ayat-ayat halal dan haram, sebagaimana firman Allah dalam surah Ali-Imron ayat 7:uqèdüÏ%©!$#tAtRr&y7øn=tã|=»tGÅ3ø9$#çm÷ZÏB×M»tƒ#uäìM»yJs3øtC£`èdPé&É=»tGÅ3ø9$#ãyzé&ur×M»ygÎ7»t±tFãB($¨Br'sùtûïÏ%©!$#ÎûóOÎgÎ/qè=è%Ô÷÷ƒytbqãèÎ6®KuŠsù$tBtmt7»t±s?çm÷ZÏBuä!$tóÏGö/$#ÏpuZ÷GÏÿø9$#uä!$tóÏGö/$#ur¾Ï&Î#ƒÍrù's?3$tBurãNn=÷ètƒÿ¼ã&s#ƒÍrù's?žwÎ)ª!$#3tbqãź§9$#urÎûÉOù=Ïèø9$#tbqä9qà)tƒ$¨ZtB#uä¾ÏmÎ/@@ä.ô`ÏiBÏZÏã$uZÎn/u3$tBur㍩.¤tƒHwÎ)(#qä9'ré&É=»t6ø9F{$#ÇÐÈ  Artinya:”Dialah yang menurunkan al-kitab(alquran) kepada Kamu. Diantara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi alquran”. Dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang –orang yang hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-car fitnah dan untuk mencari-cari takiwlnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata:”kami beriman kepada Al-quran, semuanya dari sisi Tuhan kami”. Tidak ada yang dapat mengambil pellajaran kecuali orang yang berakal.Dijelaskan pula dalam hadis shahih yang terdapat riwayat di dalamnya, sbahwa al-fatihah dinamakan juga dengan Ummul kitab atau Ummul qur’an, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Daruquthni dan dia menshohihkannya dari Abu hurairoh ra secara marfu’: “ jika kalian membaca al-hamdu, maka bacalah Bismillahirrohmannirohim, karena ia adalah Ummul qur’an, Umul kitab dan As-habul matsani”.
Para ulama berbeda pendapat, karena surat al-fatihah ini dinamakan seperti itu? “ Ada yang mengatakan bahwa surat al-fatihah ini selalu menjadi tulisan pertama dalam mushaf, dan selalu di baca pertama kali dalam shalat sebelum membaca surat apapun”, ini adalah pendapat Abu ubaidah dalam majaznya, dan atas pendapat seperti inilah Imam Al-bukhory menegaskan dalam kitab sahihnya. Dan masih banyak khilafiyah mengenai penamaan umul kitab dan umul qur’an.d.   Al-quranul ‘adzim, didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu  hurairah bahwa nabi SAW bersabda tentang umul qur’an:”alfatihah adalah ummul quran, dia adalah as-sab’ul matsani, dan Ia juga a-lquranul al-adzim”. Jadi al-fatihahdi sebut dengan al-quranul al-adzim, karena Ia mencakup segala makna dan kandunsgan yang terdapat dalam al-quran.
e.    As-sab’ul matsani, dikatakan demikian ada yang berpendapat bahwa surat al-fatihah berjumlah tujuh ayat, dalilnya adalah hadis yang dikeluarkan oleh Daruquthnidari Ali bin Abi Thalib ra. Ada juga yang mengatakan bahwa disebut as-sab’ul matsani karena terdapat dua hal didalamnya, fashohatul matsani (puji-pujian yang fashih) dan Balaghotul ma’ani (makna-makan yang fashih dan sempurna).
f.     Al-wafiyah(saling melengkapi), sebab didalam al-fatihah ini terdapat ayat-ayat yang saling melengkapi semua makna dan kandungan al-qur’an,  sebagaimana yang di jelaskan dalam Al-kasyaf, ini diriwayatkan oleh Sofyan bin Uyainah. As-sa’labi menjelaskan: dikatakan demikian karena ia tidak menerima pembagian . karena setiap surat dalam al-qur’an, dibolehkan bagi kita untuk menbacanya hanya separuh dalam raka’at pertama, dan kemudian diteruskan pada raka’at yang berikutnya.
g.    Al-kanz,sebagaimana yang telah disebutkan dalam “Ummul Quran”pendapat ini disebutkan Az-Zamakhsyari dalam Al-kasyisyaf. terdapat dalam hadis Anas  bin Malik  ra.
h.     Al-kafiyah(sempurna), dikatakan demikian karena salat akan sempurna dengan  membacanya. Tanpa bacaan ini salat tidak akan sempurna dan bacaanya harus diulang.
i.      Al-asas (pondasi). Karena ia merupakan pondasi atau asal. Alqur’an dan surat pertama darinya.
j.      An-nur(cahaya)
k.    Al-hamd dan As-syukurl.      Ar-ruqyah, As-safiyah, As-syifa
m.  As-sholatu, karena shalat selalu bergantung kepadanya
n.    As-sola’ah, berdasarkan hadits qudsy berikut ini: “Saya membagi shalat ini antaraKu dan hambaKu menjadi dua bagian”. Arti dari ‘shalat’ disini adalah al-fatihah. Al-mursyi berkata: karena al-fatihah merupakan lawazim (sesuatu yang disyaratkan membacanya).
o.    Ad-du’a, karena terdapat doa didalamnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-fatihah ayat 6:
$tRÏ÷d$#xÞºuŽÅ_Ç9$#tLìÉ)tGó¡ßJø9$#ÇÏÈ Artinya:”tunjukilah kami kejalan yang lurus”.p.     Ta’lim al-masalah, Al-mursyi berkata:” karena didalamnya terdapat petunjuk bagi seorang hamba saat Ia memohon kepada Allah, yaitu harus memulai dengan memujinya terlebih dahulu sebelum Ia meminta”.
q.      Al-munajat, karena setiap hamba bermunajat kepada robbinya dengan doanya, terdapat dalam surat al-fatihah ayat 4:
Å7Î=»tBÏQöqtƒÉúïÏe$!$#ÇÍÈ Artinya:” Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertplongan”.r.      At-tafwidh, karena didalamnya terdapat penyerahan segala urusan, secara menyeluruh kepada Allah.
 2.      Surat Al-baqarah disebut juga dengan “Fusthotul Qur’an”, pernyataan ini disebut dalam hadis marfu’ dalam musnad Al-firdaus. Ia dinamakan demikiankarena keagungannya, juga karena Ia mengumpulkan banyak hukum yang tidak terdapat dalam surat lain. Sedangkan dalam hadis Al-mustadrok, surah al-baqarah ini  disebutkan dengan” Sanaamul Quran” yang artinya puncak segala sesuatu.
3.      Ali-Imran, di riwayatkan oleh Sa’id bin Manshur dalam sunannya dari Abu Atthaf ia berkata:”nama Ali Imron dalam Taurot adalah Thoyibah”. Dan dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Al-baqarah dan Ali Imron, keduanya dinamakan “Az-zahrowan” (dua dunga) .
4.      Al-maidah surat ini disebut surat “Al-‘uqud” (perjanjian-perjanjian) dan “Al-munqidzah” (yang menyelamatkan). Ibnu Ghars berkata: karena surat ini menyelamatkan setiap orang yang membacanya dari malaikat Adzab.
5.      Al-anfal, dikeluarkan oleh Abu Asy-Syaikh dari Said bin Zubair, Ia berkata:” saya bertanya kepada Ibnu Abbas ra. Apakah surat al-anfal itu? Lalu ia menjawab : ini adalah surat” Al-badr”.
6.      Al-baroah, disebut juga disebut surat “At-taubat” karena dalam surat ini terdapat firman Allah yang terdapat  ucapan“taubat”. Qs. At-taubah ayat 117:
    s)©9šU$¨?ª!$#n?tãÄcÓÉ<¨Z9$#šúï̍Éf»ygßJø9$#urÍ$|ÁRF{$#uršúïÏ%©!$#çnqãèt7¨?$#ÎûÏptã$yÍotó¡ãèø9$#.`ÏBÏ÷èt/$tByŠ$Ÿ2à÷ƒÌtƒÜ>qè=è%9,ƒÌsùóOßg÷YÏiB¢OèOz>$s?óOÎgøŠn=tæ4¼çm¯RÎ)óOÎgÎ/Ô$râäuÒOŠÏm§ÇÊÊÐÈArtinya:” Sesungguhnya Allah Telah menerima Taubat nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, Kemudian Allah menerima Taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,
                                                 7.       An-nahl, Qotadah berkata:”surat ini di beri nama An-ni’am”. Sebagaimana dalam hadis yang dikeluarkan oleh Ibnu abi Hatim. Ibnu Gars berkata:”surat ini disebut An-ni’am karena Allah SWT banyak menyebutkan nikmat yang banyak kepada hambanya didalamnya”.8.      Al- isra’,  juga disebut dengan surat“subham’ dan “bani israil”9.      Al-kahfi, nama lainnya adalah “As-habul Kahfi”. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Ibnu Marduyah. Sedangkan Imam Baaihaqi meriwayatkan hadis lain dari Ibnu Abbas ra. Secara marfu’ bahwasannya Al-kahfi ini disebut  dalam kitab Taurot dengannama”Al-Haa’ilah”( yang menghalangi api neraka saat hendak membakar orang-orang yang membacanya).Namun Al-baihaqi menyebutkan hadis ini munkar.
10.   Thoha, nama lainnya adalah surat “Al-Kaliim”, hal ini disebutkan oleh As-sakhowi dalam Jamalul Quro’.
11.  Asy-syu’ara’ di sebutkan dalam tafsir imam malik bahwa nama lainnya adalah” Al-jami’ah”.12.  An-naml, dinamakan juga surat sulaiman karena didalamnya terdapat kisah Nabi sulaiman as.
13.  As-sajdah dinamakan juga surah” Al-madhoji’”.14.  Al-fathir, dinamakan juga surah “ Al-Malaikah”15.  Surat yasin, Rosululloh menamakannya juga dengan nama “Qolbul Quran”, dalilnya adalah hadis yang di keluarkan Imam Tirmidzi dari Anas bin Malik ra. Dan Imam Baihaqi dari hadis Abu Bakar secara marfu’: “surat yaasin ini dalam Taurot disebut “Al-mu’minah” yang menyebarkan segala kebaikan di dunia dan akhirat juga disebut “Ad-daafi’ah”(yang menolak) dan “Al-qodhiyah”(yang memenuhi), karena ia bisa menolak dari segala keburukan yang akan menimpa pembacanya, juga bisa memenuhi segala kebutuhannya”. Al-Baihaqi berkata: hadis ini adalah munkar.
16.  Surat Az-zumar ama lainnya adalah “Al-gurob”(kamar-kamar)
17.  Surat al-gofir, dinamakan juga dengan surat At-Thoul dan Al-mu’minun, karena firman Allah dalam surat tersebut ayat 28 yang berbunnyi:
tA$s%ur×@ã_uÖ`ÏB÷sBô`ÏiBÉA#uäšcöqtãöÏùÞOçFõ3tƒÿ¼çmuZ»yJƒÎ)tbqè=çFø)s?r&¸xã_ubr&tAqà)tƒ}În1uª!$#ôs%urMä.uä!%y`ÏM»uZÉit7ø9$$Î/`ÏBöNä3În/§(bÎ)urà7tƒ$\/É»Ÿ2Ïmøn=yèsù¼çmç/Éx.(bÎ)urà7tƒ$]%ÏŠ$|¹Nä3ö6ÅÁãƒâÙ÷èt/Ï%©!$#öNä.ßÏètƒ(¨bÎ)©!$#ŸwÏökuô`tBuqèdÔ$ÎŽô£ãBÒ>#¤x.ÇËÑÈ   Artinya:” dan seorang laki-laki yang beriman diantara pengikut-pemgikut Fira’unyang menyembunyikan imannya berkata:” apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan:” Tuhanku ialah Allah, padahal ia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menaggung dustanya itu, dan jika ia seorang yang benar maka sebagian yang diancamkannya kepamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjukiki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta”.18.  Al-fusilat dinamakan juga surah As-sajdah dan Al-mashaabih19.  Al-jasiyah dinamakan juga dengan surah As-syari’ah dan Ad-dahr hal ini disebutkan oleh Al-kirmani dalam Al-‘ajaa’ib20.  Surat Muhammad dinamakan juga dengan surah Al-qital
21.  Surat Qaf dinamakan juga surah Al-basiqot22.  Al-qomardinamakan juga dengan surah Iqtarobat. Dikeluarkan oleh Baihaqi dari Abdullah bin Abbas ra secara marfu’:” bahwa surah Iqtarobat ini didalam Taurot dinamakan Al-mubayyidhoh, yaitu yang memutihkan wajah orang-orang yang membacanya pada hari dimana wajah semua hitampekat”. Al-baihaqi berkat hadis ini munkar.
23.  Ar-rahman dinamakan dalam sebuah hadis dengan ‘Arusul Qur’an. Hadisnya diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dari Ali bin Abi Thalib secara marfu’.
24.  Al-mujadalah dalam mushaf Ubai bin Ka’ab dinmakan dengan  Adh-ddhihar25.  Al-hasr dikeluarkan oleh Imam Al-bukhari dari Said bin Jubair Ia berkata: saya bertanya kepada Ibnu Abbas ra. Tentang surah Al-hasr. Iapun menjawab: ini adalah surat Bani Nadhir. Ibnu Hajar berkata: seakan-akan Ibnu abbas tidak suka memberinya namaAl-hasr, agar tidak ada seorang pun yang menduga bahwa maksud dari al-hasr ini adalah hari qiyamat, karena maksud sebenarnya Al-hasr adalah pengusiran Bani nadhir.
26.  Surat Al-muntahanah, “yang mashur dari nam surah ini adalah fathah, Al-muntahanah (surat yang menguji). Jadi menurut yang pertama, berarti ia adalah sifat dari wanita yang surat ini diturunkan karenanya. Sedangkan yang kedua yang menggunakan kasroh, berarti ia adalh sifat dari surat itu sendiri, seperti pada surat Al-baro’ah yang berarti Al-fadhihah”.Dalam Jamalul Quro’, As-sakhowi menyebutkan bahwa Surat ini di sebut juga dengan surat Al-imtihan dan Al-mawaddah.27.  As-shaf  disebut juga dengan surah Al-hawariyun
28.  At-thalaq disebut juga dengan surah An-nisa,Al-qusro (yang pendek). Dan seperti inilah Ibnu Mas’ud ra. Menyebutnya sesuai hadis yang diriwayatkan oleh Inmam al-bukhari dan lainnya. Tetapi nama ini (An-nisa Al-qusro) di ingkari oleh Ad-dawudi, Dia berkata:” saya tidak menganggap bahwa riwayat Al-qusro ini adalah mahfudl dan tidak pernah disebutkan dalam alquran bahwa ada sesuatu yang qusro atau Sugro”. Ibnu Hajar berkata: perkataan Ad-dawudi adalah merupakan bentuk pengingkaran tanpa dasar terhadap hadis-hadis shahih yang tsabit, sedangkan qishar dan Thuul (pendek dan panjang) dalam al-quran adalh perkara yang nisbi. Imam Al-bukhari telah meriwayatkan hadis dari Zaid bin Tsabit ra bahwa ia berkata:”  Thuulii-thuuliyin”, (panjangnya salah satu dari yang panjang), ia memaksudkannya dengan surah Al-‘arof.
29.  At-tamrin disebut juga dengan surah “Al-mutaharrim” dan “surah lima tuharrimu”30.  Tabarok disebut juga dengan surat Al-Mulk. Dikeluarkan oleh Al-Hakim dan lainnya dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Surat ini dalam taurat dinamakan dengan surat Al-Mulk, surat inilah yang menolak datangnya siksa kubur. Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi dari hadist Ibnu Abbas ra secara marfu’ : “Surah inilah yang menghalangi dan menyelamatkan seseorang dari adzab kubur”. Sedangkan dalam musnad Ubaih ada hadist lainnya yang lafadnya: “Sesungguhnya surat ini adalah Al-Munjiyah (Yang Menyelamatkan) dan Al-Mujadilah (Yang menolak), pada hari kiamat ia akan menolong pembacanya mati-matian di hadapan Allah swt”.
Dan dalam tarikh Ibnu Asakir dari hadist Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw menamainya dengan Al-Munjiyah.Ath-Thabrani juga meriwayatkan sebuah hadist dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata: “adalah kami pada zaman Rasulullah saw menyebutnya dengan al-maani’ah (yang menolak).Dan dalam Jamaal al-Qurra’, disebutkan bahwa ia dinamai pula dengan Al-Waaqiyah: “yang menyelamatkan” dan Al-Mannaa’ah: “yang sangat menolak”.31.  Al-ma’arij/As-sa’la dinamakan juga dengan al-Ma’arij dan al-Waaqi’.
32.  Amma dinamakan pula dengan an-Naba’, At-Tasaa’ul dan juga dengan Al-Mu’shiroot.
Dan masih banyak surat yang terdapat dalam alquran yang mempunyai nama lebih dari satu. C.      Macam-macam Surat
Ulama mengelompokkan surat-surat menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok mereka sebut dengan istilah khusus yaitu,”الطوال”,المعون”,”المثني”, dan المفصل”.a.       Al-Thiwal adalah merupakan surat-surat yang ayatnya panjang-panjang. Di dalam Al-quran terdapat tujuh surat namun terdapat perbedaan mengenai peletakan surat ke-tujuh. Surta-surat tersebut diantaranyaAl-Baqoroh (sapi betina), Ali ‘mron (keluarga Imran), An-nissa (wanita), Al-maidah (hidangan), Al-an’am (binatang ternak), al-a’raf (tempat tertinggi), an surat yang e-tujuh terdapat perbedaan pendapat mengenai peletakannya, sebagian ulama berpendapat bahwa surat ke-tujuh adalah Al-anfal dan Al-baroah sekaligus. Dengan alasan kedua surat tersebut  terangkum dalam satu basmalah dalam arti tidak terpisah basmalah antara keduanya. Dan pendapat lain mengenai surat ke-tujuh ini adalah surat Yunus.
b.      Al-mi’un yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya terdiri dari seratus atau   di sekitar itu.
c.       Al-matsani merupakan surat-surat yang jumlah ayatnya di bawah kelompok Al-mi’un. Dinamakan al-matsani, karena surat tersebut di ulang-ulang bacaannya. Dan jumlahnya lebih bnyak dari Al-thiwal dan al-mi’un.
d.      Sedangkan Al-mufashal merupakan surat-surat yang yang terdapat pada akhir Al-qur’an. Ulama berbeda pendapat dalam menentukan permulaannya Al-mufashal tersebut. Terdapat sekitar dua belas pendapat. Ada yang mengatakan permulaannya adalah surat “Qof” dan surat “Al-hujurat” dan ada yang mengatakan  surat yang lain. Mufashal dibagi menjadi tiga: thiwal, Ausat dan qisar.Al-mufashal Al-thiwal dimulai dari surat Qof atau Hujurat sampai dengan ‘Amma atau Buruj. Mufashal ausat dimulai dari surat ‘Amma atau Buruj sampai dari Dhuha atau lam yakun(Al-bayinah), dan mufashal qisar dimulai dari Dhuha atau Lam yakun(al-bayinah) sampai dengan surat terakhir.
Dinamakan mufashal karena banyaknya fashl(pemisahan)di antara surat tersebut dengan basmalah.Jumlah surat Al-qur’an ada seratus empat belas. Dan dikatakan pula ada tiga ratus  tiga belas surat, karena surat al-anfal dan Al-baroah di anggap satu surat. Adapun jumlah ayatnya 6.200 lebih namun”kelebihan” ini masih diperselisihkan. Ayat terpanjang adalah surat Al-baqoroh. Pembagian seperti ini dapat mempermudah orang dalam menghafalnya, mendorong mereka untuk mengkaji dan mengingatkan pembaca surah bahwa ia telah mengambil bagian yang cukup dan jumlah yang memadai dari pokok-pokok agama dan hukum-hukum syariat.[5]D.      Sistematika Penyusunan Surat dan Argumennya
Ada beberapa pendapat mengenai penyusunan urutan surat.Pertama, penyusunan ayat-ayat dalam surat. Ini merupakan wewenang nabi SAW sebagaimana diperoleh dari Jibril atas perintah Tuhannya. Dengan demikian, quran pada masa nabi telah tersusun surah-surahnya secara tertib, sebagaimana tertib ayat-ayatnya, seperti yang ada ditangan kita sekarang ini, yaitu tertib mushaf Usman yang tidak seorang sahabatpun menentangnya. Ini menunukkan telah terjadi kesepakatan (ijma’)atas tertib surat tanpa  ada suatu perselisihan apapun.
Yangmendukung pendapat ini ialah, bahwa Rosulullah telah membaca beberapaa surat secara tertib didalam shalatnya.  Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi pernah membaca beberapa surat mufasshal(surat-surat pendek) dalam satu rekaat. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Ia mengatakan tentang surat Bani Israil, Al-kahfi, Maryam, Thoha, Al-anbiya:” adalah surah-surah itu termasukyang diturunkan di Mekkah dan yang pertama kali Aku pelajari”. Kemudian Ia mennyebutkan surah-surah itu secara berurutan  sebagaimana tertib sususnan surah sekarang ini.Telah diriwayatkan dari Ibnu Wahab, dari sulaiman bin Bilal, ia berkata:” aku mendengar Rabiah ditanya orang, mengapa surat Al-baqarah dan Ali Imron didahulukan padahal sebelum surat itu telah diturunkan delapan puluh sekian surat makki sedang keduannya diturunkan di Madinah?ia menjawab memeng kedua surat itu didahulukan dan quran dikumpulkan menerut pengetahuan dari orang-orang yang mengumpulkannya, kemudian katanya: ini adalah sesuatu yang mesti terjadi dan tidak perlu dipertanyakan”.Ibnu Hasyar mengatakan:” tertib surat dan ayat-ayat pada tempatnya itu berdasarkan wahyu. Rosululloh mengatakan, letakkan ayat ini ditempat ini. Hal ini telah diperkuat juga oleh nukilan atau riwayat yang mutawattir  dengan tertib seperti ini dari bacaan Rosulullah dan ilma para sahabat untuk meletakkan atau menyusunnya seperti ini didalam mushaf.Kedua, dikatakan tertib surat itu berdasarkan ijtihad para sahabt mengingat adanya perbedaan tertib, di dalam mushaf-mushaf mereka misalnya mushaf yang disusun oleh ali berdasarkan tertib nuzul yakni dimulai dengan Iqro’ kemudian Al-mudassir, Nun,Qolam kemudian Al-muzammil dan seterusnya hinga akhir surat makki dan madani. Dalam mushaf Ibnu Mas’ud yang pertama kali ditulisadalah surah Al-baqarah kemudian An-annisa dan kemudian Ali-Imron. Dalam myshaf Ubay yang pertama kali ditulis adalah Al-fatihah, al-baqarah , An-nisa kemudian Ali –Imran.
Diriwayatkan Ibnu Abbas berkata:” aku bertanya kepada Usman, apa yang mendorongmu mengambil Al-anfal yang termasuk kategori matsani dan al-baroah yang termasuk mi’un untuk kamu gabungkan keduanya menjadi satu tanpa kamu tuliskan diantara keduanya bismillah hirahman hirahim, dan kamu juga meletakkan dalam as-sab’u thiwal, Usman menjawab telah turun kepada Rosulullah surah-surag yang mempunyai bilangan ayat, apabila ada ayat turun kepadanya Ia memanggil beberapa orang penulis wahyu dan mengatakan: letakkanlah ayat ini pada surat yang didalamnya terdapat surat anu dan anu, surah al-anfal adalah surah peertama yang turun di Madinah sedangkan Al-baroah termasuk yang terakhirditurunkan. Kisah surah al-anfal serupa dengan kisah yang terdapat dalam surat al-baroah, sehingga aku mengira bahwa  surat al-baroah adalah bagian dari surat al-anfal. Dan sampai wafatnya Rosul tidak menjelaskankan kepada kami bahwa asurah al-baroah merupakan bagian dari surah al-anfal. Oleh karena itu kedua surat tersebut aku gabungkan dan di antara keduanya tidak aku tuliskan bismillahhir rah ahman rahiim, serta aku meletakkannya ada as-sab’u thiwal.Ketiga, dikatakan surat itu sebagian tertibnya tauqifidan bagian lainya adalah ijtihad para sahabat hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan tertib sebagian surat pada masa nabi. Misalnya, keterangan tertib as-sab’u thiwal, al-hawaamin dan al-mufasshal pada masa hidup Rosul.Diriwayatkan:Artinya: bahwaRosulullohberkata: bacalaholehmuduasuratyangbercahaya, al-baqorohdan Ali-Imron”.Diriwayatkan pula:Artinya:”Bahwa jika hendak pergi ketempat tidur, Rosul mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya lalu membaca Qulhuwallohu ahad dan Mu’awizzatain”.Apabila membicarakan tigapendapat di atas, jelaslah bagi kita bahwa pendapat kedua yang mengatakan tertib surat itu berdasarkan ijtihad para sahabat, tidak bersandar dan berdasarkan pada suatu dalil. Sebab ijtihad sebagian sahabat mengenai mushaf mereka yang khusus, mmerupakan ikhtiar mereka sebelum alquran dikumpulkan, sitertibkan ayat-ayat dan surat-suratnya pada satu huruf (logat) dan umatpun menyepakatinya, maka mushaf-mushaf yang ada pada mereka ditinggalkan. Seandainya tertib-tertib itu merupakan hasl ijtihad, tentu mereka tetap berpegang pada mushafnya masing-masing.Sementara mengenai pendapat ketiga, yang menyatakan sebagian surat itu tertibna tauqfi dan sebagian lainnya bersifat ijtihadi, dalil-dalilnya hanya berpusat pada nas-nas yang menunjukkan tertib tauqifi, adapun yang ijtihadi tidak bersandar pada tertib ijtihadi. Sebab ketetapan yang tauqfi dengan dalil-dalilnya tidak berarti bahwa yang selain itu adalah hail ijtihad. Disamping itu yang bersifat demikian pun sangat sedikit sekali.Dengan demikian kita dapat simpulkan  bahwa tertib surah-surah itu bersifat tauqifi, seperti halnya tertib ayat-ayat dan logat-logat qur’an berasal dari Nabi. Oleh karena itu , barang siapa mendahulukan suatu surat atau mengakhirkannya, ia telah merusak tatana Al-quran.                                                                                                                                 BAB IIIPENUTUP Dari pembahasan kita diatas dapat dipahami bahwa, dari pengertian hingga sistematika penyusunan terdapat banyak khilafiyah, ada yang berpendapat berpendapat berdasarkan “tauqifi” langsung dari Nabi sesuai petunjuk  Jibril atas perintah Tuhannya, dan ada juga yang merupakan hasil ijtihad para sahabat dengan dasar adanya khilafiyah dalam penyusunan mushaf dikalangan para ssahabat, dan ada juga yang berpendapat bahwa sebagian tauqifi dan sebagian lainnya ijtihad namun pendapat ini lemah karena dalil-dalilnya hanya bertumpu pada dalil tauqifi tanpa didasari dalil ijtihad.Semoga makalah ini, menjadi acuan untuk kita lebih berfikir luas dalam mengkaji mengenai ayat bahkan urat-surat yang terdapat di dalam Al-quran. Kami mohon maaf yang sebessar-besarnya jika makalah ini masih banyak terdapat kerancauan dan kesalahan di dalamnya. Dan kami berhaarap semoga rasa tidak puas dalam mengkaji ilmu untuk selalu dipupuk sebagai motivasi kita untuk lebih berfikir maju.Kami berharap dengan makalah yang sangat sederhana ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Atas perhatian para pembaca kami ucapkan banyak terimakasih. (jazakumullah khoiran katsiran).
            DAFTAR PUSTAKA Al-qotan, Manna’ Khalil. 2001. Studi Ilmu-ilmu al-qur’an. Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa.Abdul ‘Adzim, Muhammad Az-zarqoni. 2002. Manahil Al-‘urfan Fi ‘ulumil Quran. Jakarta : Gaya Media PratamaBell, Rischard. 1995. Pengantar Studi Al-qur’an. Jakarta: PT Raja GrafindoAs-suyuti, Iman Jalaluddin.2006. Al-Itqon Fi ‘Ulumil Qur’an. Surabaya : PT Bina Ilmu Offset                 

[1] Syeikh Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani. Manahil Al-‘urfan Fi ‘ulumil Qur’an, halaman; 350, juz 1
[2] Richard bell. Pengantar Studi Al-qur’an, halaman; 90-91
[3] Syeikh Muhammad abdul Adzim Al-Zarqoni. Manahil Al-‘urfan Fi ‘ulumil Qur’an, halaman; 350, juz 1
[4] Imam Jalaluddin As-suyuthi, terjemahan Al-Itqon fi Ulumul Qur’an, halaman 278-279 jilid 1
[5] Manna Khalil al-Qothan, Mabahis Fi ‘Ulumul Qur’an, halaman; 145-146

Tidak ada komentar:

Posting Komentar