MAKNA
SENTUHAN (TOUCH) SEBAGAI BENTUK
KOMUNIKASI NON-VERBAL
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam
Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa komunikasi antaramanusia sering
dilakukan secara nonverbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari yang berwujud nonverbal. Komunikasi nonverbal biasanya untuk
menyampaikan arti pesan yang meliputi ketidakhadiran simbol-simbol suara atau
perwujudan suara. Salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang akan saya bahas
dalam makalah ini ialah komunikasi melalui sentuhan (touch comunication).
Isyarat-isyarat yang kita terima dari
kontak fisik amatlah jelas, bahwa dimana sentuhan adalah alat yang paling
penting dan sensitif dalam komunikasi nonverbal. Kajian ini membahas bagaimana
kita menggunakan sentuhan untuk berkomunikasi serta memahami makna-makna
sentuhan tanpa harus berkomunikasi secara verbal.
Terdapat
beberapa bentuk sentuhan yang akan dijelaskan dalam makalah ini baik makna
serta maksud sentuhan yang terjadi dalam komunikasi sehari-sehari. Diantaranya:
a) sentuhan afeksi positif, b) sentuhan bercanda, c) sentuhan
mengarahkan/mengendalikan, d) sentuhan ritualistik, e) sentuhan berkaitan
dengan tugas.
Sehingga penulis
berharap dengan dibuatnya makalah ini kita dapat memahami makna dari pesan nonverbal
melalui sentuhan (touch) tersebut secara mendalam sehingga kita mampu
memahami inti pesan yang sebenarnya disampaikan walaupun tanpa adanya
komunikasi verbal di dalamnya.
B. Makna
Sentuhan (Touch Comunication)dalam Komunikasi Non-Verbal
Sebelum kita melangkah kepada pembahasan
mengenai bahasa komunikasi melalui sentuhan (touch komunication),
sedikit kita mengingat kembali pemahaman mengenai komunikasi nonverbal, dimana touch
comunication ini merupakan bagian dari komunikasi nonverbal tersebut. Secara
sederhana, pesan nonverbal adalah “semua isyarat yang bukan kata-kata” .
Menurut Larry, A. Samovour dan Richard E.
Potter mengatakan bahwa, komunikasi
nonverbal mencakup semua rangsangan dalam suatu setting komunikasi kecuali
komunikasi verbal, yang dihasilkan oleh individu, dan penggunaan lingkungan
oleh individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi di atas mencakup perilaku yang
disengaja atau tidak disengaja sebagai bagian dari komunikasi secara
keseluruhan.[1]
Kita sering mengirim banyak pesan nonverbal
tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain seperti
komunikasi nonverbal melalui sentuhan yang sangat banyak dilakukan oleh manusia
dalam sebuah komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyataannya
sedikit yang mampu memahami makna sentuhan dengan sebenarnya.
Komunikasi
sentuhan yang disebut haptika (haptics). Haptika merupakan bentuk
komunikasi yang paling primitif (Montague, 1971).[2]
Dari segi perkembangan, sentuhan (touch) merupakan alat pertama yang
kita gunakan bahkan sejak dalam kandungan bayi sudah dirangsang oleh sentuhan.
Ketika bayi lahir, bayi dipeluk, dibelai, dielus. Dengan demikian bayi mulai mengenal
dunia melalui sentuhan. Perilaku non verbal adalah bentuk komunikasi multi
makna, dapat menggambarkan seribu kata. Sentuhan ini bisa merupakan tanparan,
pukulan, cubitan, tepukan, belaian, senggolan, pelukan, pegangan, rabaan,
hingga sentuhan lembut sekilas.
Sentuhan yang
sering disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah sentuhan jenis
terakhir yaitu sentuhan lembut sekilas. Konon, menurut para remaja, seseorang
dapat merasa seperti terkena setrum ketika disentuh oleh lawan jenisnya yang
disenanginya. John Lennon dan Paul McCartney mengatakan “And when I touch you I feel happy
inside”.[3]
Makna yang diterima dari suatu sentuhan sangat bergantung tidak hanya pada
sifat sentuhan itu sendiri, tetapi juga pada situasi dan hubungan antar
individu yang terjadi.
Kebudayaan
kita lebih dikenal sebagai kebudayaan nonkontak, yang mengindikasikan bahwa
kita cenderung menjadi sangat membatasi tentang siapa menyentuh siapa. Beberapa
sentuhan dinilai terutama dalam hubungan dengan potensi yang menimbulkan gairah
seksual.
Disini kita
akan membahas lima makna sentuham yang diidentifikasikan dalam telaah mendalam
oleh Stenley Jones dan Elanie Yabrough (1985), yaitu sebagai berikut:[4]
ü Afeksi
Positif, merupakan
sentuhan yang dapat mengkomunikasikan emosi positif seseorang, hal ini terjadi
pada pasangan intim dan sejenisnya yang mempunyai hubungan yang relatif dekat,
bila hubungan berkembang maka sentuhan juga akan berkembang, Contoh
Suami-Istri.
ü Bercanda, sentuhan ini menggambarkan keinginan kita
untuk berkomunikasi dengan canda-tawa. Dengan menggambarkan keceriaan antara
komunikan dan komunikator. Cara mengkomunikasikan agresi serta cara bercanda
emosi dan mengisyaratkan orang lain untuk tidak memandang serius terhadap
sentuhan tersebut.
ü Mengarahkan/mengendalikan,
sentuhan juga dapat memberikan
makna mengarahkan perilaku, sikap, atau perasaan orang lain, contoh: Ali
menyentuh temannya Adam, dengan mengkomunikasikan “pindahlah” atau “cepatlah”
dan “kerjakanlah”. Dengan menarik perhatian melalui sentuhan seakan-akan memberi
makna “lihatlah”.
ü
Ritual, sentuhan yang terpusat pada salam pertemuan
maupun perpisahan. Dimana dalam komunikasi sentuhan dalam suatu ritual terdapat
dua makna yaitu: pertama, ritual yang dilakukan berdasarkan kebiasaan
yang diyakini, dimana sentuhan ini meliputi pelukan, ciuman, tepukan, dll.
Contoh: berjabat tangan ketika dalam sebuah pertemuan bisnis, berpelukan saat
merayakan kemenangan. Kedua, sentuhan ritual yang di lakukan tidak
berdasarkan kebiasaan yang diyakini. Komunikasi ini disebut juga komunikasi
sentuhan hibrida.[5] Contoh: Seorang
lelaki memegang pundak kekasihnya, dengan wajah sendu, hal ini dapat memberi
makna bahwa lelaki tersebut akan meninggalkan kekasihnya baik dalam tugas
maupun yang lainnya.
ü Keterkaitan
dengan tugas, sentuhan
jenis ini dilakukan berdasarkan pelaksanaan fungsi tertentu, dengan memberi
makna bahwa terdapat adanya kesesuaian dalam pelaksanaan sentuhan tersebut. contoh:
seorang meneger menyentuh pundak si A atas kepergian adiknya. (sentuhan yang
bermakna berbela sungkawa).
Dari kelima makna di atas dapat disimpulkan
bahwa antara komunikasi ritual dan sentuhan hibrida masih dalam satu lingkup
komunikasi, sehingga penulis beranggapan bahwa hanya terdapat lima makna
komunikasi secara garis besar yang terkait dengan sentuhan.
Jika ditinjau dari kategori komuniukasi
sentuhan itu sendiri Heslin menyebutkan terdapat lima kategori sentuhan yang
merupakan suatu rentang dari yang sangat
inpersonal hingga yang sangat personal. Ketegori-kategori tersebut antara lain:[6]
ü Fungsional-Propesional, yaitu sentuhan yang bersifat dingin dan
berorentasi bisnis. Sentuhan ini menggambarkan bahwa komunikan dan komunikator
mampu menempatkan diri kepada fungsinya masing-masing. Contoh: Pelayan toko
membantu pelanggan dalam memilih pakaian.
ü Sosial-Sopan, perilaku dalam situasi ini membangun dan
memperteguh pengharapan, aturan sosial yang berlaku. Sentuhan ini menggambarkan
adanya etika kesopanan dalam suatu perilaku dalam kehidupan bermasyarakat
melalui komunukasi non-verbal. Contoh: berjabat tangan.
ü Persahabatan-Kehangatan, meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi
atau hubungan yang akrab. Dimana komunikasi jenis ini menggambarkan adanya
kedekatan dan kehangatan dalam mencerminkan
suatu sikap persahabatan antara komikator dan komunikan (penyentuh dan
yang disentuh). Contoh: dua orang teman yang saling berpelukan karena telah
lama terpisah
ü Cinta-Keintiman, kategori ini merujuk pada sentuhan yang
menyatakan keterikatan emosional seseorang, contoh: mencium pipi orang tua
dengan lembut, (keterkaitan emosional antara anak dan orang tua) yang
menggambarkan adanya rasa cinta dan kedekatan antara seorang anak dan orang
tuanya.
ü Rangsangan
seksual, kategori
ini mempunyai hubungan dengan sebelumnya, namun motifnya lebih bersifat
seksual. Dalam makna jenis ini sentuhan yang dilakukan lebih mengarah kepada
keinginan dalam menyampaikan kebutuhan seksualnya. Contoh: suami-istri yang
sedang bercinta
C. Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas, dapat disimpulkan
bahwa Sebenarnya komunikasi nonverbal sering kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari tanpa kesadaran. Komunikasi melalui sentuhan adalah kominikasi
pertama yang direalisasikan oleh manusia, dari dalam kandungan hingga lahir
kedunia dengan memberikan bermacam-macam makna sentuhan dari yang impersonal
hingga personal .
Makna pesan nonverbal, termasuk sentuhan ini,
bukan hanya bergantung pada budaya seseorang tetapi juga pada konteks atau
latar belakang terjadinya komunikasi tersebut. Sehingga sentuhan dapat dimaknai
dengan berbagai pengertian yang dimana antara komunikator (penyentuh) dan
kominikan (yang disentuh/objek) harus memahami pesan non-verbal yang akan
disampaikan. Sehingga dapat mengurangi missunderstanding antara pelaku
komunikasi non-verbal tersebut. Beberapa makna sentuhan yang harus dipahami
secra mendalam terdapat lima jenis, diantaranya: a) sentuhan afeksi positif, b)
sentuhan bercanda, c) sentuhan mengarahkan/mengendalikan, d) sentuhan
ritualistik, e) sentuhan berkaitan dengan tugas.
D. Daftar
Pustaka
Devito, Joseph A., Komunikasi Antar
Manusia, Terjemahan dari Human Comunication, 1996 Alih Bahasa Oleh: Agus
Maulana, MSM, Jakarta: PB. Profesional books, 1997
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Samovour, Larry, A. dan Richard E. Potter, Comunication
Between Cultures, California:
Wadsworth, 1991
Tubbs, L. Stewart & Sylvia Moss, Human
Comunication (Prinsip-Prinsip Dasar), Penerjemah: Dedy Mulyana, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2008
[1] Larry, A. Samovour dan Richard
E. Potter, Comunication Between Cultures, (California: Wadsworth, 1991),
h. 179
[2] Joseph A. Devito, Komunikasi
Antar Manusia, Terjemahan dari Human Comunication, 1996 Alih Bahasa Oleh: Agus
Maulana, MSM, (Jakarta: PB. Profesional books, 1997), h. 203
[3] Deddy
Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 379
[4] Joseph A. Devito,
Komunikasi Antar Manusia, Terjemahan dari Human Comunication, 1996 Alih
Bahasa Oleh: Agus Maulana, MSM, (Jakarta: PB. Profesional books, 1997), h.
203-204
[5] Stewart L.
Tubbs & Sylvia Moss, Human Comunication (Prinsip-Prinsip Dasar),
Penerjemah: Dedy Mulyana,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 141
[6] Deddy
Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 380
Tidak ada komentar:
Posting Komentar