Jumat, 17 Januari 2014

Makna Sentuhan (touch) Sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal

MAKNA SENTUHAN (TOUCH) SEBAGAI BENTUK
 KOMUNIKASI NON-VERBAL

A.     Latar Belakang Masalah
Dalam Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa komunikasi antaramanusia sering dilakukan secara nonverbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berwujud nonverbal. Komunikasi nonverbal biasanya untuk menyampaikan arti pesan yang meliputi ketidakhadiran simbol-simbol suara atau perwujudan suara. Salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang akan saya bahas dalam makalah ini ialah komunikasi melalui sentuhan (touch comunication). Isyarat-isyarat  yang kita terima dari kontak fisik amatlah jelas, bahwa dimana sentuhan adalah alat yang paling penting dan sensitif dalam komunikasi nonverbal. Kajian ini membahas bagaimana kita menggunakan sentuhan untuk berkomunikasi serta memahami makna-makna sentuhan tanpa harus berkomunikasi secara verbal.  
Terdapat beberapa bentuk sentuhan yang akan dijelaskan dalam makalah ini baik makna serta maksud sentuhan yang terjadi dalam komunikasi sehari-sehari. Diantaranya: a) sentuhan afeksi positif, b) sentuhan bercanda, c) sentuhan mengarahkan/mengendalikan, d) sentuhan ritualistik, e) sentuhan berkaitan dengan tugas.
Sehingga penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini kita dapat memahami makna dari pesan nonverbal melalui sentuhan (touch) tersebut secara mendalam sehingga kita mampu memahami inti pesan yang sebenarnya disampaikan walaupun tanpa adanya komunikasi verbal di dalamnya.
B.     Makna Sentuhan (Touch Comunication)dalam Komunikasi Non-Verbal
Sebelum kita melangkah kepada pembahasan mengenai bahasa komunikasi melalui sentuhan (touch komunication), sedikit kita mengingat kembali pemahaman mengenai komunikasi nonverbal, dimana touch comunication ini merupakan bagian dari komunikasi nonverbal tersebut. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah “semua isyarat yang bukan kata-kata” .
Menurut Larry, A. Samovour dan Richard E. Potter mengatakan bahwa,  komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan dalam suatu setting komunikasi kecuali komunikasi verbal, yang dihasilkan oleh individu, dan penggunaan lingkungan oleh individu yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi di atas mencakup perilaku yang disengaja atau tidak disengaja sebagai bagian dari komunikasi secara keseluruhan.[1]
Kita sering mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain seperti komunikasi nonverbal melalui sentuhan yang sangat banyak dilakukan oleh manusia dalam sebuah komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyataannya sedikit yang mampu memahami makna sentuhan dengan sebenarnya.
Komunikasi sentuhan yang disebut haptika (haptics). Haptika merupakan bentuk komunikasi yang paling primitif (Montague, 1971).[2] Dari segi perkembangan, sentuhan (touch) merupakan alat pertama yang kita gunakan bahkan sejak dalam kandungan bayi sudah dirangsang oleh sentuhan. Ketika bayi lahir, bayi dipeluk, dibelai, dielus. Dengan demikian bayi mulai mengenal dunia melalui sentuhan. Perilaku non verbal adalah bentuk komunikasi multi makna, dapat menggambarkan seribu kata. Sentuhan ini bisa merupakan tanparan, pukulan, cubitan, tepukan, belaian, senggolan, pelukan, pegangan, rabaan, hingga sentuhan lembut sekilas.
Sentuhan yang sering disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah sentuhan jenis terakhir yaitu sentuhan lembut sekilas. Konon, menurut para remaja, seseorang dapat merasa seperti terkena setrum ketika disentuh oleh lawan jenisnya yang disenanginya. John Lennon dan Paul McCartney mengatakan  “And when I touch you I feel happy inside”.[3] Makna yang diterima dari suatu sentuhan sangat bergantung tidak hanya pada sifat sentuhan itu sendiri, tetapi juga pada situasi dan hubungan antar individu yang terjadi.
Kebudayaan kita lebih dikenal sebagai kebudayaan nonkontak, yang mengindikasikan bahwa kita cenderung menjadi sangat membatasi tentang siapa menyentuh siapa. Beberapa sentuhan dinilai terutama dalam hubungan dengan potensi yang menimbulkan gairah seksual.
Disini kita akan membahas lima makna sentuham yang diidentifikasikan dalam telaah mendalam oleh Stenley Jones dan Elanie Yabrough (1985), yaitu sebagai berikut:[4]
ü Afeksi Positif, merupakan sentuhan yang dapat mengkomunikasikan emosi positif seseorang, hal ini terjadi pada pasangan intim dan sejenisnya yang mempunyai hubungan yang relatif dekat, bila hubungan berkembang maka sentuhan juga akan berkembang, Contoh Suami-Istri.
ü Bercanda, sentuhan ini menggambarkan keinginan kita untuk berkomunikasi dengan canda-tawa. Dengan menggambarkan keceriaan antara komunikan dan komunikator. Cara mengkomunikasikan agresi serta cara bercanda emosi dan mengisyaratkan orang lain untuk tidak memandang serius terhadap sentuhan tersebut.
ü Mengarahkan/mengendalikan, sentuhan juga dapat memberikan makna mengarahkan perilaku, sikap, atau perasaan orang lain, contoh: Ali menyentuh temannya Adam, dengan mengkomunikasikan “pindahlah” atau “cepatlah” dan “kerjakanlah”. Dengan menarik perhatian melalui sentuhan seakan-akan memberi makna “lihatlah”.
ü Ritual, sentuhan yang terpusat pada salam pertemuan maupun perpisahan. Dimana dalam komunikasi sentuhan dalam suatu ritual terdapat dua makna yaitu: pertama, ritual yang dilakukan berdasarkan kebiasaan yang diyakini, dimana sentuhan ini meliputi pelukan, ciuman, tepukan, dll. Contoh: berjabat tangan ketika dalam sebuah pertemuan bisnis, berpelukan saat merayakan kemenangan. Kedua, sentuhan ritual yang di lakukan tidak berdasarkan kebiasaan yang diyakini. Komunikasi ini disebut juga komunikasi sentuhan hibrida.[5] Contoh: Seorang lelaki memegang pundak kekasihnya, dengan wajah sendu, hal ini dapat memberi makna bahwa lelaki tersebut akan meninggalkan kekasihnya baik dalam tugas maupun yang lainnya.
ü Keterkaitan dengan tugas, sentuhan jenis ini dilakukan berdasarkan pelaksanaan fungsi tertentu, dengan memberi makna bahwa terdapat adanya kesesuaian dalam pelaksanaan sentuhan tersebut. contoh: seorang meneger menyentuh pundak si A atas kepergian adiknya. (sentuhan yang bermakna berbela sungkawa).
Dari kelima makna di atas dapat disimpulkan bahwa antara komunikasi ritual dan sentuhan hibrida masih dalam satu lingkup komunikasi, sehingga penulis beranggapan bahwa hanya terdapat lima makna komunikasi secara garis besar yang terkait dengan sentuhan.
Jika ditinjau dari kategori komuniukasi sentuhan itu sendiri Heslin menyebutkan terdapat lima kategori sentuhan yang merupakan suatu rentang  dari yang sangat inpersonal hingga yang sangat personal. Ketegori-kategori tersebut antara lain:[6]
ü Fungsional-Propesional, yaitu sentuhan yang bersifat dingin dan berorentasi bisnis. Sentuhan ini menggambarkan bahwa komunikan dan komunikator mampu menempatkan diri kepada fungsinya masing-masing. Contoh: Pelayan toko membantu pelanggan dalam memilih pakaian.
ü Sosial-Sopan, perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan sosial yang berlaku. Sentuhan ini menggambarkan adanya etika kesopanan dalam suatu perilaku dalam kehidupan bermasyarakat melalui komunukasi non-verbal. Contoh: berjabat tangan.
ü Persahabatan-Kehangatan, meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan yang akrab. Dimana komunikasi jenis ini menggambarkan adanya kedekatan dan kehangatan dalam mencerminkan  suatu sikap persahabatan antara komikator dan komunikan (penyentuh dan yang disentuh). Contoh: dua orang teman yang saling berpelukan karena telah lama terpisah
ü Cinta-Keintiman, kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional seseorang, contoh: mencium pipi orang tua dengan lembut, (keterkaitan emosional antara anak dan orang tua) yang menggambarkan adanya rasa cinta dan kedekatan antara seorang anak dan orang tuanya.
ü Rangsangan seksual, kategori ini mempunyai hubungan dengan sebelumnya, namun motifnya lebih bersifat seksual. Dalam makna jenis ini sentuhan yang dilakukan lebih mengarah kepada keinginan dalam menyampaikan kebutuhan seksualnya. Contoh: suami-istri yang sedang bercinta
C.      Kesimpulan

Dari uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa Sebenarnya komunikasi nonverbal sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa kesadaran. Komunikasi melalui sentuhan adalah kominikasi pertama yang direalisasikan oleh manusia, dari dalam kandungan hingga lahir kedunia dengan memberikan bermacam-macam makna sentuhan dari yang impersonal hingga personal .
Makna pesan nonverbal, termasuk sentuhan ini, bukan hanya bergantung pada budaya seseorang tetapi juga pada konteks atau latar belakang terjadinya komunikasi tersebut. Sehingga sentuhan dapat dimaknai dengan berbagai pengertian yang dimana antara komunikator (penyentuh) dan kominikan (yang disentuh/objek) harus memahami pesan non-verbal yang akan disampaikan. Sehingga dapat mengurangi missunderstanding antara pelaku komunikasi non-verbal tersebut. Beberapa makna sentuhan yang harus dipahami secra mendalam terdapat lima jenis, diantaranya: a) sentuhan afeksi positif, b) sentuhan bercanda, c) sentuhan mengarahkan/mengendalikan, d) sentuhan ritualistik, e) sentuhan berkaitan dengan tugas.






D.     Daftar Pustaka
Devito, Joseph A., Komunikasi Antar Manusia, Terjemahan dari Human Comunication, 1996 Alih Bahasa Oleh: Agus Maulana, MSM, Jakarta: PB. Profesional books, 1997
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Samovour, Larry, A. dan Richard E. Potter, Comunication Between Cultures,  California: Wadsworth, 1991
Tubbs, L. Stewart & Sylvia Moss, Human Comunication (Prinsip-Prinsip Dasar), Penerjemah: Dedy Mulyana, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008

                                                             




[1] Larry, A. Samovour dan Richard E. Potter, Comunication Between Cultures, (California: Wadsworth, 1991), h. 179
[2] Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Terjemahan dari Human Comunication, 1996 Alih Bahasa Oleh: Agus Maulana, MSM, (Jakarta: PB. Profesional books, 1997), h. 203
[3] Deddy Mulyana,  Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 379
[4] Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Terjemahan dari Human Comunication, 1996 Alih Bahasa Oleh: Agus Maulana, MSM, (Jakarta: PB. Profesional books, 1997), h. 203-204
[5] Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss, Human Comunication (Prinsip-Prinsip Dasar), Penerjemah: Dedy Mulyana,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 141
[6] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 380
                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar